Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tak Jujur, Jenazah Positif Covid-19 Dimandikan Lagi, 5 Warga Tertular Virus Corona

Kompas.com - 05/06/2021, 10:05 WIB
Markus Yuwono,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Fajar sebenarnya sempat curiga. Sebab, pria itu dinyatakan meninggal 23 Mei sore, dan jenazah baru tiba sekitar pukul 11 malam.

Setelah itu, pihaknya menyiarkan kematian warganya di masjid.

"Pihak rumah sakit meminta pemakaman prokes, tapi pihak keluarga memaksa. Jadi dari pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan ambulans untuk membawa jenazah dan pihak keluarga alternatif mencari ambulan sendiri. Barulah ambulans bisa membawa pulang jam 11 (malam)," kata Fajar.

Setibanya di rumah, jenazah sudah dibungkus plastik. Namun, jenazah tersebut dimandikan kembali lantaran ketidaktahuan warga.

"Kalau pihak rumah sakit itu walaupun hasil belum keluar almarhum sudah suspect, tetapi pihak keluarga terutama istri tidak terima artinya belum keluar hasilnya," kata Fajar.

Baca juga: Cerita Mamah, Lansia yang Tertimbun Longsoran Setinggi Dada di Cianjur: Dada Sesak Sekali

Akhirnya Puskesmas Srandakan menginformasikan hasil swab keluar pada 28 Mei 2021 atau beberapa hari setelah pemakaman. Jenazah itu dinyatakan terinfeksi virus corona.

Pihaknya menyayangkan sikap keluarga yang tak jujur. Padahal warga selama ini mendukung penanganan Covid-19.

Bahkan, warga tidak pernah mengucilkan jika ada yang terkonfirmasi positif. Mereka juga mencukupi kebutuhan warga yang menjalani karantina.

"Kenapa sampai begini bisa saya bilang kita dibohongi keluarga, mereka kurang jujur," kata Fajar

Fajar menambahkan, pascakejadian itu beberapa warga telah di-tracing dan menjalani swab test.

Camat Srandakan Anton Yulianto, mengatakan, warga Mayongan tidak menolak pemakaman jenazah Covid-19 dengan prokes.

Baca juga: Detik-detik Perahu Terbalik di Subang, 12 ABK Selamat, 1 Orang dalam Pencarian

Warga  yang tidak tahu riwayat kondisi pasien hanya berinisiatif membantu keluarga yang ditinggalkan.

"Tidak ada niat sedikit pun untuk melakukan penolakan, sekali lagi tidak ada penolakan, tapi tidak sengaja atau tidak tahu karena tidak ada informasi," kata Anton.

Kepala Puskesmas Srandakan, Budi Setyowati mengatakan, total 28 orang warganya telah menjalani tes swab

"Gelombang pertama 8 (orang), gelombang kedua 6 (orang), gelombang ketiga 1 (orang), dan hari ini ke dusun ada 13 kontak erat diswab," kata Budi.

Dari hasil gelombang pertama, ditemukan 5 orang positif dan 3 lainnya negatif. Empat orang di antara mereka saat ini menjalani isolasi di shelter Niten, sedangkan isolasi mandiri 1 orang.

"Kalau yang gelombang 2,3 dan 4 belum keluar," kata Budi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com