Apalagi, tantangannya tidak mudah untuk mengedukasi petani budi daya edamame. Sebab membutuhkan keterampilan khusus dibandingkan budi daya tanaman lainnya.
Sementara itu, staf ahli bidang hubungan antar lembaga Kementerian desa dan PDTT Samsul Widodo menambahkan, potensi budi daya edamame bisa bekerja sama dengan desa melalui badan usaha milik desa (BUMDes).
“Kami mencoba melihat, kalau BUMDes kerja sama dengan PT GMIT seperti apa, itu kami pelajari,” jelas dia.
Sebab, pangan menjadi komoditas yang terus bertahan dengan segala keadaan. Dari sana, diharapkan muncul petani milenial yang budi daya edamame.
Ia mengaku, sekitar 200 BUMDes akan mengundang PT GMIT untuk menyosialisasikan budi daya edamame.
“Ini peluang yang besar, kami ingin semangat kewirausahaan BumDes muncul,” tambah dia.
Baca juga: Cerita Risma Bertemu Bupati Amon Saat Kunjungi Korban Bencana di Alor: Dia Tidak Menyapa Saya...
Upaya pengembangan edamame oleh petani itu juga mendapat dukungan dari Kementerian koperasi dan UKM.
“Saya arahkan mereka dengan cara koperasi agar tidak hanya bertani, tapi bisa berkembang,” tambah asisten deputi pengembangan ekosistem bisnis Kemenkop dan UKM.
Group Head of sustainability and corporate communications PT ANJ Nunik Maharani Maulana menambahkan, pihaknya aktif berkomunikasi dengan kementerian untuk pengembangan budi daya edamame.
Menurut dia, pihak kementerian ingin mengetahui keberhasilan budi daya edamame dan pola kemitraan dengan petani. Sebab, produk tersebut sudah diekspor ke Jepang.
“Kami berharap pasar ekspor bukan hanya Jepang, tapi negara lain,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.