Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Berusia Lanjut, Calon Jemaah Haji Menerima Pembatalan dalam Kecemasan

Kompas.com - 04/06/2021, 11:57 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Eny mengatakan, kecemasan juga disebabkan ketidakpastian mengenai pengetatan persyaratan terkait usia dan kondisi kesehatan calon jemaah haji.

"Seandainya tahun depan tidak ada pembatalan lagi, kami khawatir situasi pandemi membuat adanya pengetatan persyaratan kesehatan. Nah, ini juga mereka cemaskan," tambahnya.

Berbeda dengan calon jemaah haji reguler Kabupaten Blitar yang masa tunggunya paling cepat 30 tahun, jemaah haji khusus di bawah NH Tour selama ini masa tunggunya 7 tahun sejak selesainya persyaratan administrasi pendaftaran.

Eny mengatakan, 38 calon jemaah haji tersebut adalah mereka yang menyelesaikan pendaftaran antara 2013 dan 2014.

Baca juga: Potensi Tsunami di Laut Selatan Jatim, Pakar Geologi ITS Minta Pemerintah Sosialisasi Rumus 20-20-20

Persiapan keberangkatan sudah dilakukan

Menurut Eny, para calon jemaah haji selama ini sudah menjalani persiapan akhir menjelang keberangkatan.

Mereka sudah mengikuti manasik haji (latihan simulasi pelaksanaan ibadah haji), mendapatkan paket perlengkapan haji, serta mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

"Jadi tinggal berangkat saja," ujarnya.

Beruntung bahwa persis sehari sebelum diumumkannya pembatalan pemberangkatan ibadah haji oleh pemerintah, ujar Eny, calon jemaah haji di bawah bimbingannya menghadiri undangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar.

Pada pertemuan itu, tuturnya, pihak Kemenag menyatakan beberapa kemungkinan pemberangkatan haji selama masa pandemi mulai dari pembatasan jumlah, pengetatan persyaratan, hingga kemungkinan pembatalan.

"Jadi ketika Kamis pembatalan diumumkan, jemaah kami sudah siap," jelasnya.

Baca juga: Rentetan Aksi KKB dalam Sehari, Tembak Mati Tukang Bangunan, Bakar Bandara dan Rumah Warga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Regional
Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Regional
BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com