Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8.000 Jemaah Haji Asal Sumut Gagal Berangkat, Kemenag: Warga Jangan Khawatir Dana yang Disetor

Kompas.com - 04/06/2021, 11:52 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Untuk kedua kalinya, ribuan calon jemaah haji asal Sumatera Utara kembali tertunda keberangkatanya ke Tanah Suci Mekkah tahun ini setelah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia untuk ibadah haji 1442 Hijriah/2021 Masehi. 

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Syahrul Wirda ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Jumat (4/6/2021) siang menjelaskan, setiap tahun jumlah calon jemaah haji asal Sumatera Utara di kisaran 7.000 - 8.000-an.  

"Ini tertunda 2 tahun jadi ada 14.000-am lah. Sebagian sudah ada yang melunasi ada yang belum. Ada juga yang sudah siap. Tapi karena ini sudah jadi ketentuan dari pemerintah. Kemarin kan sudah ada keterangan dari Menteri Agama, Komisi 8, dan Plt. Dirjen Haji," katanya. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Batalkan Pemberangkatan Jemaah Haji 2021

Prioritas keberangkatan untuk jemaah yang tertunda di 2020

Menurutnya, yang seharusnya berangkat pada tahun ini adalah jemaah haji yang tertunda keberangkatannya di tahun 2020.

"Mengenai keberangkatan, jelas itu urusannya tetap yang 2020 yang tertunda yang diprioritaskan. Tak bisa lompat aja ke 2021. Kalau misal dperbolehkan, ini jemaah yang harusnya berangkat 2020. Enggak ada yang dirugikan," katanya. 

Dijelaskannya, sampai saat ini memang Arab Saudi belum membuka untuk haji. Kemudian, lanjut dia, informasi yang sampai di masyarakat bahwa ada 11 negara yang bisa masuk ke Arab Saudi, menurutnya, itu bukan untuk ibadah haji karena untuk ibadah haji belum dibuka oleh Arab Saudi. 

Baca juga: 627 Jemaah Haji di Batam Gagal Berangkat, Kemenag: Kalau Daftar Tahun Ini, Paling Cepat Berangkat 2041

"Itu bukan untuk haji, itu kan yang bisa masuk ke Arab Saudi, bukan untuk melaksanakan haji. Dan untuk haji itu tak ada satupun negara yang dibuka oleh Arab Saudi," ujarnya. 

Karena itu, masyarakat perlu diberi pemahaman akan hal tersebut. Dijelaskannya, di samping sudah menjadi ketentuan Allah SWT, pemerintah lebih mengutamakan keselamatan jiwa.

"Karena di haji ini ada 3 kemampuan yang harus dilihat, pertama finansial, kedua segi keamanan pelaksanaan, dan ketiga segi kesehatan," katanya.

Baca juga: Kecewa Batal Berangkat Haji, Marjun: Padahal Sudah Pasang Tenda untuk Lokasi Syukuran

 

 

Warga tak perlu khawatir soal dana haji

Syahrul menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah mengusahakan yang terbaik untuk jemaah haji.

Selain itu, kalau ada masyarakat yang ingin mengambil uang yang sudah disetor, pemerintah siap untuk mengembalikan.

"(100 persen) siap itu. Kan ada kekhawatiran apakah masih ada uang haji, ada," katanya. 

Dia menyarankan kepada masyarakat untuk tidak mengambil yang sudah disetorkan.

"Kalau kita sarankan jangan lah ambil uang itu. Tunggu aja nanti yang sudah menyiapkan untuk ibadah itu. Kalau tak sampai, nanti kan ada kebijakan pemerintah boleh diganti dengan keluarga," katanya. 

Baca juga: Soal Dana Haji, Pemerintah Siap Kembalikan, tapi Sebaiknya Jangan Dulu Diambil...

Diberitakan sebelumnya, di tahun 2020 Pelaksana tugas (Plt) Kepala kantor Wilayah Kemenag Sumut, HM David Saragih pada Selasa (2/6/2020) menjelaskan, ada 8.328 calon jemaah haji asal Sumatera Utara yang dipastikan batal berangkat menunaikan ibadah haji. 

Menurutnya, dari total jumlah tersebut 97 persen calon jemaah haji sudah melakukan pelunasan biaya keberangkatan.

"Totalnya ada 8.328 kuota kita untuk Sumut. Yang sudah melaksanakan pelunasan sebanyak 8.132 calon jemaah, sudah 97 persen lebih," ujarnya saat itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com