MADIUN, KOMPAS.com- Bupati Madiun, Ahmad Dawami menyatakan tidak malu meski saat ini Kabupaten Madiun menyandang predikat daerah dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.
Pria yang akrab disapa Kaji Mbing, berdalih, tingginya jumlah kasus aktif positif Covid-19 di bumi kampung pesilat di Jawa Timur itu lantaran masifnya satgas melakukan tracing dan uji tes di lapangan.
“Ukuran (tingginya kasus aktif ) Covid-19 itu bukan malu atau tidak malu. Bukan takut atau tidak takut. Tetapi itulah tugas yang harus saya jalankan. Bagaimana kami harus menyelamatkan masyarakat Kabupaten Madiun. Itu yang terpenting,” ujar Kaji Mbing kepada Kompas.com, Jumat (4/6/2021).
Baca juga: Tak Hanya Tewaskan Tukang Bangunan, KKB Juga Tembaki TNI-Polri yang Datangi Lokasi
Tertinggi di Jatim
Merujuk data Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Jatim, dalam satu bulan terakhir, Kabupaten Madiun menjadi daerah dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.
Hingga Kamis (3/6/2021) dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Kabupaten Madiun menduduki peringkat pertama kasus aktif Covid-19, yakni sebanyak 171 orang.
Menurut Kaji Mbing, tingginya jumlah kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Madiun lantaran dirinya tidak menyembunyikan fakta yang terjadi di lapangan.
Ia mengkhawatirkan bila menutup-nutupi jumlah kasus yang ada justru akan menurunkan kewaspadaan di lapangan.
“Bagi saya kepala daerah harus mengambil keputusan bagaimana masyarakat saya selamat. Saya tidak boleh menyembunyikan hal-hal seperti itu. Kalau saya tutupi nanti akan menurunkan kewaspadaan masyarakat,” jelas Kaji Mbing.
Baca juga: Perseteruan Bupati Alor dan Menteri Risma, Ini Langkah Gubernur NTT hingga Mendagri Tito Karnavian
Dia menegaskan, Pemkab Madiun mengedepankan keselamatan masyarakat selama masa pandemi Covid-19 belum berakhir.
Untuk itu, dia meminta semua warganya harus waspada menjaga dirinya dan keluarga dengan disiplin menerapkan prokes.
“Jangan sampai kesadaran bahwa kita butuh selamat itu terlambat. Karena sampai hari ini pun Covid-19 belum berakhir,” kata Kaji Mbing.
Kaji Mbing menyatakan, sejak diberlakukan pelonggaran untuk membangkit ekonomi berdampak naiknya mobilitas masyarakat.
Tingginya mobilitas warga menjadikan risiko penularan Covid-19 turut naik.
Baca juga: KKB Bakar Fasilitas Bandara Ilaga, Sempat Terjadi Kontak Senjata dengan Aparat
Untuk mencegah penularan yang masif, kata Kaji Mbing, Pemkab Madiun menggencarkan testing dan tracing di lapangan.
Langkah itu menjadi jalan mengantisipasi supaya persebaran Covid-19 bisa dikendalikan.
“Jadi kalau jumlah kasus Covid-19 aktif yang ada di Kabupaten Madiun tinggi karena merupakan hasil testing dan tracing dari tim kami,” ungkap Kaji Mbing.
Untuk melakukan langkah tersebut, Pemkab Madiun memiliki dua alat test PCR di dua rumah sakit. Dengan demikian seluruh tracing dan testing dibiayai menggunakan APBD Pemkab Madiun.
Ia menambahkan, untuk mencegah penularan, dirinya menginstruksi seluruh camat dan kepala desa untuk memperketat penerapan protokol kesehatan.
Langkah itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 dari klaster perjalanan atau orang yang berisiko tinggi.
“Pekerja keliling dan warga yang bekerja diluar kabupaten Madiun menjadi orang yang paling berisiko tinggi tertular Covid-19. Untuk itu harus diberlakukan penerapan prokes yang tinggi,” ungkap Kaji Mbing.
Tak hanya itu, Pemkab Madiun juga akan melibatkan penyintas Covid-19 untuk mengedukasi warga agar makin taat menerapkan protokol kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.