Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Video Viral Pengunjung dan Pemilik Rumah Makan di Telaga Sarangan Berkelahi | Perekam Video Bupati Alor Marah Telah Diketahui

Kompas.com - 04/06/2021, 06:45 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan perkelahian antara pengunjung dan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan viral di media sosial.

Perkelahian itu bermula saat pengunjung membeli sate yang dijual pedagang keliling di Telaga Sarangan. Sate tersebut lantas dibawa masuk ke rumah makan.

Pemilik rumah makan yang mengetahui itu, menegur si penjual sate keliling. Si pembeli membela penjual sate, adu mulut pun terjadi, dan berakhir dengan adu jotos.

Berita populer lainnya adalah seputar video viral Bupati Alor marah.

Beberapa hari terakhir ini, warganet dihebohkan dengan video viral Bupati Alor Amon Djobo memarahi staf Kementerian Sosial (Kemensos).

Berdasar penelurusan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Alor telah menemukan orang yang merekam dan menyebarkan video Bupati Alor marah.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

1. Gara-gara sate, pengunjung dan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan adu jotos

Video pengunjung dan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan berkelahi beredar di media social. Keduanya berkelahi karena pengunjung yang memesan sate kepada pedagang keliling dan dibawa masuk ke rumah makan.KOMPAS.COM/ Video pengunjung dan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan berkelahi beredar di media social. Keduanya berkelahi karena pengunjung yang memesan sate kepada pedagang keliling dan dibawa masuk ke rumah makan.

Gara-gara membawa masuk sate yang dibeli dari pedagang keliling, pengunjung terlibat adu jotos dengan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur.

“Saat menunggu makanan, pengunjung ini pesan sate keliling untuk anaknya, kemudian dibawa masuk ke rumah makan,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Plaosan AKP Munir melalui pesan singkat, Rabu (2/6/2021).

Video berdurasi 20 detik yang menampilkan adegan perkelahian tersebut viral di media sosial.

Pertikaian itu membuat salah seorang di antara mereka harus menjalani perawatan di rumah sakit.

"Ada yang opname, ada yang rawat jalan,” ucap Munir.

Baca juga: Viral, Video Pengunjung dan Pemilik Restoran Berkelahi gara-gara Pesan Sate Ayam Keliling, Ini Kata Polisi

 

2. Perekam dan penyebar video Bupati Alor marah telah diketahui

Bupati Alor Amon Djobo saat memarahi staf Kementerian SosialTangkapan layar video Bupati Alor Amon Djobo saat memarahi staf Kementerian Sosial

Pemkab Alor menyatakan bahwa telah mengantongi sosok orang yang diduga merekam dan menyebarkan video Bupati Alor marah.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Alor Soni Alelang.

Ia menjelaskan, seseorang yang mengambil video tersebut dan kemudian menyerahkan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Alor telah diketahui.

Soni mengungkapkan, penyebar video tersebut rencananya dalam waktu dekat bakal dilaporkan ke Kepolisian Resor Alor.

"Kami masih menunggu rekan kami masih di Kupang belum sampai Alor. Kami juga masih ambil data-data informasi terkait dengan penyelenggaraan musyawarah cabang PDIP di Alor," tutur Soni, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Perekam Video Viral Bupati Alor Marah pada Mensos Risma Sudah Diketahui, Penyebar Akan Dilaporkan ke Polisi

3. Harga mi rebus di Puncak mahal

ilustrasi mieShutterstock ilustrasi mie

Beredar foto bon yang memperlihatkan harga tak wajar dari pembelian dua porsi mi rebus di Kedai Rizqi Maulana di kawasan Puncak, Bogor.

Dari foto tersebut diketahui bahwa pembeli harus mengeluarkan uang Rp 54.000 untuk dua porsi mi rebus pakai telur. Padahal, harga sebenarnya adalah Rp 18.000.

Mengenai kasus yang menimpa kedainya, pengelola Kedai Rizqi Maulana, Dila Nuraulia (29), membantah mematok harga tinggi demi mendapatkan keuntungan besar.

Dila menyatakan, kejadian tersebut disebabkan oleh kelalaian pegawainya. Menurut Dila, saat melayani pembeli, keadaan pegawai dalam kondisi tidak cermat.

"Kalau itu sih bukan tembak harga ya, memang harganya segitu. Cuma kesalahannya yang Rp 18.000 dikali dua sama dengan Rp 54.000. Itu seharusnya Rp 36.000. Kebetulan yang kerjanya mungkin ngantuk, capek," bebernya.

Baca juga: Heboh Harga Mi Rebus di Puncak Mahal, Pengelola Warung Beri Klarifikasi

 

4. Muncul klaster sekolah di Pekalongan

Ilustrasi covid 19KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi covid 19

Sebanyak 33 guru di sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Pekalongan, Jawa Tengah, positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto menjelaskan, munculnya klaster sekolah ini bermula dari seorang guru yang nekat masuk meski sedang mengalami sakit.

"Awal infonya, seorang guru sakit atau gejala panas. Kepala sekolah setempat menyayangkan hal tersebut, kenapa sudah tahu sakit kok tetap masuk," ujarnya, Rabu (2/6/2021).

Tiga orang yang melakukan kontak erat dengan guru tidak tetap tersebut turut terinfeksi Covid-19.

"Karena guru tersebut masuk (pergi ke sekolah), akhirnya tiga orang guru yang kontak erat di-swab dan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian tujuh orang di-swab lagi pada tanggal 28 Mei dan 1 positif," ungkapnya.

Setelahnya, dilakukanlah tes massal kepada 58 guru di sekolah itu. Hasilnya, 33 orang positif Covid-19.

Baca juga: Guru Tetap Memaksa Pergi ke Sekolah meski Sedang Demam, Ternyata Positif Covid-19, 33 Guru Lainnya Positif Corona

5. Alasan pejabat Dinkes Banten ramai-ramai mengundurkan diri

Kepala BKD Banten Komarudin menerangkan nasib 20 Pejabat Dinkes yang mengundurkan diri kini berada dii Tangan Gubernur Banten Wahidin Halim.KOMPAS.COM/RASYID RIDHO Kepala BKD Banten Komarudin menerangkan nasib 20 Pejabat Dinkes yang mengundurkan diri kini berada dii Tangan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Diduga karena mendapat tekanan dan intimidasi, 20 pejabat eselon III dan IV di Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten mengundurkan diri.

Hal ini terkuak usai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) memeriksa mereka, Rabu (2/6/2021).

Kepala BKD Banten Komarudin menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, diketahui fakta bahwa ada berbagai alasan kenapa mereka mengajukan pengunduran diri.

Soal dugaan tekanan dan intimidasi yang didapat, Komarudin tak memerincinya.

"Ada yang menjelaskan (tekanan dan intimidasi) samar-samar, tapi sudah kita identifikasi. Sebenarnya kalau bicara pekerjaan yang menekan gitu yah semua pekerjaan saat ini pasti begitu (ada tekanan)," bebernya.

Baca juga: Terungkap, Ternyata Ini Alasan Sebenarnya 20 Pejabat Dinkes Banten Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere; Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor: Michael Hangga Wibisana, Pythag Kurniati, Abba Gabrillin, Candra Setia Budi, David Oliver Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com