SERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 20 pejabat eselon III dan IV di Dinas Kesehatan Provinsi Banten secara bersama-sama mengajukan pengunduran diri.
Adanya kekompakan pejabat untuk mundur dari jabatannya membuat Komisi V DPRD Provinsi Banten melakukan klarifikasi kepada Kepala Dinas Kesehatan dr Ati Pramudji Hastuti dan Sekda Banten Al Muktabar.
Ketua Komisi V DPRD Banten M. Nizar mengatakan, dari hasil klarifikasi diperoleh bahwa pejabat yang mengundurkan diri tidak bisa menyeimbangkan kerja dengan pimpinannya.
"Saya lihat Kadinkes ini terlalu kencang jalannya, karena beberapa kali saya komunikasi jam 8 jam 9 malam masih ada di kantor. Jadi (beliau) workaholic. Terlalu kencang. Ada beberapa tidak bisa mengimbangi," kata Nizar di gedung DPRD Banten, Kota Serang, Kamis (3/6/2021).
Diungkapkan Nizar, berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 20 pejabat oleh BKD dan Sekda Banten diperoleh ada tiga klasifikasi dari keterangan para pejabat.
Pertama mereka memang ada yang sudah jenuh pada level jabatannya. Kedua ada yang memang hanya partisipasi sebagai bemtuk solidaritas.
"Ada klaster yang menggerakan, ada yang tidak suka di kepimpinan dinas kesehatan," ujar Nizar.
Politisi Partai Gerindra itu juga untuk memastikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama penangan Covid-19 tidak terganggu.
"Kami memastikan kadis sudah menjawab dengan lugas tidak terganggu signifikan. Karena staf dibawah masih ada," kata Nizar.
Baca juga: 20 Pejabat Dinkes Banten Kompak Mundur, Gubernur Wahidin: Semua Di-nonjob-kan
Sementara Kadinkes Banten dr Ati Pramudji Hastuti usai pemeriksaan tidak ingin diwawancarai soal mundurnya pejabat dan kasus korupsi pengadaan masker medis
Namun, saat ditanya perkembangan vaksinasi dan klaster baru pascalebaran, Ati mau meladeni pertanyaan wartawan secara terperinci dan lancar.
Mantan Direktur RSUD Kota Tangerang itu pun bungkam dan langsung kabur dari kejaran awak media saat ditanya polemik mundurnya 20 pejabat dan korupsi pengadaan masker.
Baca juga: Soal 20 Pejabat Dinkes Banten Mengundurkan Diri, Ternyata Ada yang Ikut-ikutan karena Solidaritas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.