Saat Kompas.com berkunjung, sekolah yang ada di Jalan Raya Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu itu terlihat sepi.
Kompleks sekolah tertutup dengan pagar. Di dalamnya terdapat lahan yang luas dengan gedung di bagian tengah.
Sementara itu berdasarkan website sekolah, disebutkan SMA Selamat Pagi Sekolah berdiri sejak 1 Juni 2007.
Baca juga: Polda Jatim Buka Nomor Hotline Pengaduan Warga soal Kasus Kekerasan Seksual Anak di Kota Batu
Dikelola Yayasan Selamat Pagi Indonesia, SMA tersebut memiliki impian dan cita-cita menjadikan anak-anak bangsa yang tidak mempunyai biaya pendidikan dapat menerima pendidikan secara gratis (free education cost).
SMA tersebut memiliki asrama dengan murid dari sekuruh Indonesia. Para siswa di SMA tersebut tak perlu mengeluarkan biaya karena biaya hidup dan biaya pendidikan ditanggung oleh pihak yayasan.
Di website disebutkan jika pendiri SMA tesebut adalah pria yang beinsial JE (52) kelahiran Surabaya. JE telah memiliki jaringan bisnis yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia dan menjadi pembicara pada training – training pengembangan diri, yang telah diikuti oleh ratusan ribu orang.
Baca juga: Dugaan Kekerasan Seksual Anak di Kota Batu, Polda Jatim Gelar Perkara Awal dan Olah TKP
"Peserta didik ini berasal dari berbagai daerah, dari keluarga-keluarga miskin yang seyogianya dibantu agar bisa berprestasi dan sebagainya. Tapi ternyata dieksploitasi secara ekonomi, seksual, dan sebagainya. Ada yang dari Palu, Kalimantan Barat, Kudus, Blitar, Kalimantan Timur, dan sebagainya," kata Arist.
Ia mengatakan setelah menerima laporan sepekan yang lalu, pihaknya mengumpulkan keterangan-keterangan lain dari siswa dan alumni yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: DPR Minta Kasus Kekerasan Seksual di SMA di Batu Diusut Tuntas
Hasilnya, korban diketahui tak hanya berjumlah satu atau dua orang saja, melainkan mencapai belasan orang.
Arist menyebut, hal ini diduga sudah dilakukan sejak 2009 dengan korban belasan siswa.
"Kurang lebih 15 orang, yang tiga orang begitu serius persoalannya. Ada kemungkinan korban-korban baru karena ini tidak pernah terbuka dan tidak ketahuan," ujar dia.
JE diduga melakukan perbuatan tidak terpuji itu bukan hanya kepada siswa yang masih bersekolah.
Namun, hal itu juga dilakukan kepada para alumni yang sudah lulus sekolah.
Baca juga: Wali Kota Batu Cari Kebenaran Terkait Kasus Kekerasan Seksual di SMA
"Ini menyedihkan, sekolah yang dibanggakan Kota Batu dan Jatim ternyata menyimpan kejahatan yang mencederai dan menghambat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik," ucap Arist.
Berdasarkan keterangan para korban, kata Arist, kekerasan seksual yang dilakukan oleh JE sering kali terjadi atau dilakukan di sekolah.
"Ini dilakukan di lokasi di mana anak itu dididik yang seyogyanya menjadi entrepreneur dan berkarakter, tetapi karena perilaku si pengelola ini mengakibatkan si anak berada dalam situasi yang sangat menyedihkan," ujar Arist.
Bahkan, kekerasan seksual ini juga diduga dilakukan oleh JE ketika ia dan murid-muridnya sedang kunjungan ke luar negeri.
Baca juga: Ada 3 Korban yang Melaporkan Dugaan Kekerasan Seksual di SMA di Kota Batu