LEBAK, KOMPAS.com - Harga kedelai melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, sejumlah pabrik pembuatan tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, tutup akibat terus merugi.
Rangkasbitung menjadi sentra pembuatan tahu di Kabupaten Lebak.
Hasil produksi tahunya dikirim ke berbagai wilayah di Banten seperti ke Pandeglang hingga ke Serang.
Baca juga: Terkait Pengunduran Diri Massal, 20 Pejabat Dinkes Banten Dipanggil BKD
Abdul Rohman salah satu pengerajin tahu di Rangkasbitung mengatakan, akibat harga kedelai terus melonjak, banyak pabrik tahu yang memilih berhenti produksi.
"Di kampung Salahaur saja dari belasan pabrik, sudah beberapa tutup karena tidak ada modal lagi, kalau saya masih bertahan namun mengurangi jumlah pegawai," kata dia kepada Kompas.com di Rangkasbitung, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu: Terpaksa Naikkan Harga walau Rugi
Abdul Rohman sendiri punya dua pabrik, untuk tetap bertahan dia mengurangi stok produksi, otomatis karyawan dikurangi, dari 9 karyawan kini bertahan tiga orang saja.
Dia mengaku, sudah banyak mengeluarkan modal pribadi untuk tetap bertahan, termasuk menjual sepeda motor.
"Sudah dua sepeda motor dijual, sekarang tinggal pasrah saja, kalau beberapa minggu ke depan masih terus naik, tidak tahu harus gimana lagi," kata dia.
Di Rangkasbitung, kata dia, total ada sekitar 47 pabrik tahu. Sepengetahuannya, hingga saat ini yang telah tutup mencapai lebih dari 30 persennya.
Sementara itu, Aning, memilih menutup pabriknya lantaran terus merugi.
Kata dia, saat ini harga kedelai sudah menyentuh angka Rp 12.000, dua kali lipat dari harga normal Rp 6.000-7.000 rupiah.
Kendati harga kedelai mahal, namun harga jual tahu di pasaran tidak ikut naik.