KUPANG, KOMPAS.com - Ketua DPRD Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Enny Anggrek, mengungkap sejumlah fakta saat Menteri Sosial Tri Rismaharini berkunjung ke Alor pada 4 Mei 2021.
Saat itu, Risma bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengunjungi korban bencana Badai Seroja di Pulau Pantar, Alor.
Menurut Enny, Bupati Alor Amon Djobo yang menyambut kedatangan rombongan itu tak menjabat tangan Menteri Risma yang tiba dengan helikopter di lokasi tersebut.
"Waktu turun pesawat dia tidak pegang tangan (salaman) dengan menteri. Semua bukti foto dan video ada, nanti saya kirim," ungkap Enny kepada Kompas.com, Rabu (2/6/2021).
Enny juga menyebut, Bupati Amon menyuruh beberapa penjemput tamu agar tidak mengalungkan selendang kain adat Alor kepada Risma.
Baca juga: Namanya Disebut Saat Bupati Amon Marah pada Menteri Risma, Ini Kata Ketua DPRD Alor
"Saat pengalungan (kain adat Alor) untuk Menteri Risma dilewatkan. Sedangkan Menteri lainnya diberi pengalungan," kata Enny.
Saat memberikan sambutan, kata Enny, Bupati Amon juga tak menyapa Risma.
Risma juga tak diberi kesempatan untuk menjelaskan bantuan sumbangan bencana dari Kementerian Sosial yang bernilai Rp 1 miliar lebih.
"Bupati juga meninggalkan Menteri Sosial yang saat itu melakukan kunjungan kerjanya ke Desa Tama Menteri Risma hanya didampingi Dandim dan Kapolres Alor," kata Enny.
Terhadap sikap Amon itu, Enny mengaku kecewa. Enny menyebut, sudah banyak hal yang dilakukan oleh Bupati Amon terhadap dirinya.
Padahal, kata Enny, dirinya merupakan ketua tim sukses Amon saat maju sebagai calon bupati.
"Jadi bukan hanya terhadap ibu menteri saja, tetapi saya juga diperlakukan yang sama," kata Enny.
Enny pun akan segera berkoordinasi dengan DPP PDI Perjuangan untuk mengambil sikap.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Alor Soni Alelang membantah hal tersebut.
Menurut Soni, saat kunjungan tersebut, pihaknya menyiapkan 13 lembar kain adat Alor untuk dikalungkan kepada menteri.
Baca juga: Dugaan Kekerasan Seksual Anak di Kota Batu, Jumlah Korban yang Melapor Jadi 21 Orang
"Kan pejabat yang datang hanya tiga orang. Stok kain masih lebih banyak, masa sih kami tidak kasih ke ibu Menteri (Risma)," kata Soni.
Soni menjelaskan, hal itu bisa dilihat dalam dokumentasi kunjungan yang masih tersimpan, baik dalam bentuk foto dan video.
Soni menegaskan, pernyataan Ketua DPRD Alor tersebut tidak benar.
"Semua yang dia (Ketua DPRD Alor) sampaikan itu tidak benar. Dia tahu apa soal itu. Dia tidak ada di lokasi tapi kok dia tahu," kata Soni.
Pemkab Alor, kata Soni, menyambut baik kedatangan tiga menteri tersebut saat meninjau korban badai seroja.
Soni mengatakan, pihaknya saat ini telah menyiapkan langkah untuk menyikapi video yang beredar tersebut.
Sebelumnya, Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo, mengaku kecewa dan marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Baca juga: Surat Pemkab Alor yang Ditujukan ke Jokowi Isinya Menyayangkan Sikap Mensos Risma
Kekecewaan Amon tersebut muncul setelah dirinya mengikuti rapat virtual yang digelar antara Presiden Jokowi, Menteri Sosial, Gubernur NTT dan seluruh bupati serta wali kota seluruh NTT, pada awal April 2021.
Dalam rapat virtual itu, Risma menyampaikan laporan ke Presiden Jokowi jika bantuan sosial untuk warga Alor, disalurkan melalui Ketua DPRD Alor, bukan lewat pemerintah daerah.
Usai rapat, Amon yang tersinggung langsung berkirim surat ke Presiden Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.