Tim ESDM lainnya juga langsung mengeluarkan alat ukur suhu untuk mengetahui tingkat suhu di area semburan lumpur tersebut.
“Nilai suhunya di angka sekitar 50,” kata salah satu petugas ESDM di tengah aktivitasnya di lokasi kepada Kompas.com.
Terakhir, tim ESDM langsung mengambil sampel atau contoh cairan semburan lumpur.
Mereka memasukannya ke dalam botol untuk dibawa ke labolatorium, selanjutnya diuji.
Arip Budiman, PLT Kasi Pertambangan dan Air Tanah ESDM Wilayah 7 Cirebon Provinsi Jawa Barat menyampaikan ESDM mengambil sampel untuk dilakukan pengujian di labolatorium.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja kandungan kimia yang dimiliki oleh semburan lumpur ini.
“Sampelnya yang diambil batuannya dan juga airnya. Melingkari tadi untuk melihat sejauh mana pergerakan uapnya. Mesin pengukur suhu untuk melihat berapa tingkat panas dan asal panas, apakah dari lumpurnya atau lingkungan,” kata Arip kepada Kompas.com di lokasi.
Arip menjelaskan, berdasarkan kesimpulan sementara, semburan lumpur ini membahayakan.
Indikatornya adalah bau belerang yang menyengat, disertai bau minyak tanah, dan juga ada sejumlah hewan yang mati.
ESDM menghimbau agar pemerintah desa membuat larangan warga ke lokasi karena membahayakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.