KARAWANG, KOMPAS.com - Harga kedelai yang naik hampir dua kali lipat membuat perajin tahu di Karawang menjerit. Mereka pun berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang memberi solusi.
Sidikrilah (41) misalnya. Perajin tahu asal Kepuh, Kelurahan Karangpawitan, Kabupaten Karawang Barat, Kabupaten Karawang, mengatakan, kenaikan harga kedelai hampir hampir dua kali lipat.
Dari sekitar Rp 6.800 menjadi Rp 12.000, tergantung kualitas kedelai.
Baca juga: Klaster Pasca-mudik Muncul, Sumbang 57 Kasus Positif Covid-19 di Karawang
Semenjak menjadi perajin tahu dari tahun 1999, Sidik mengaku baru menemui kenaikan harga kedelai secara signifikan. Bahkan terus naik selama enam tahun terakhir.
"Saya terpaksa menaikkan harga tahu sedikit. Tidak sebanding dengan (naiknya) harga kedelai," kata Sidik ditemui di tempat produksinya, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Teten Masduki Apresiasi Kerja Sama Shopee dan BUMDes Jabar
Sidik mengaku menaikkan harga tahu Rp 1.000 per kantong, dari sebelumnya Rp 3.500 menjadi Rp 4.500 per kantong.
Selain menaikkan harga tahu, Sidik juga mengurangi jumlah pegawai.
Sebab, produksinya pun berkurang dari awalnya 3.000 kuintal untuk 12.000 tahu menjadi 1.000 kuintal untuk 4.000 tahu.
Sidik tetap berproduksi lantaran juga melihat nasib karyawan serta para penjual tahu yang biasa berlangganan padanya.
"Kalau tidak produksi, mereka (pedagang tahu keliling) mau jualan apa. Kadang mereka cari makan di situ," ungkap dia.
Karena itu, Sidik berharap Pemkab Karawang dan pihak terkait lainnya memberikan solusi agar harga kedelai bisa normal kembali.
Sebab, kata dia, perajin tahu dan tempe sangat kewalahan.
"Harapannya dinas terkait bisa mencarikan solusi terkait kenaikan ini agar bisa kembali normal," ujar dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang, Ahmad Suroto mengungkapkan akan berupaya menstabilkan harga kedelai melalui operasi pasar.
Ia menyebut naiknya harga kedelai sebagai imbas kelangkaan kedelai impor.
"Kami sedang mencarikan solusi dengan berupaya menstabilkan harga melalui operasi pasar, dengan Bulog," kata Suroto melalui sambungan telepon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.