Arist menyebut, laporan ini bermula saat pihaknya menerima aduan salah seorang korban atas apa yang diperbuat JE.
Dia mengaku mendapat laporan tersebut sekitar sepekan yang lalu.
Komnas PA kemudian menindaklanjutinya dengan mengumpulkan keterangan-keterangan lain dari siswa dan alumni yang tersebar di Indonesia.
Hasilnya, korban diketahui tak hanya berjumlah satu atau dua orang saja, melainkan mencapai belasan orang.
Arist menyebut, hal ini diduga sudah dilakukan sejak 2009 dengan korban belasan siswa.
Sementara ini, saat melaporkan, pihaknya juga membawa tiga orang korban untuk langsung memberikan keterangan pada penyidik di kepolisian.
"Kurang lebih 15 orang, yang tiga orang begitu serius persoalannya. Ada kemungkinan korban-korban baru karena ini tidak pernah terbuka dan tidak ketahuan," ujar dia.
Ia mengatakan, JE diduga melakukan perbuatan tidak terpuji itu bukan hanya kepada siswa yang masih bersekolah. Namun, hal itu juga dilakukan kepada para alumni yang sudah lulus sekolah.
"Ini menyedihkan, sekolah yang dibanggakan Kota Batu dan Jatim ternyata menyimpan kejahatan yang mencederai dan menghambat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik," ucap Arist.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.