BANGKA, KOMPAS.com-Tim Search Rescue Unit (SRU) Badan SAR Nasional Belitung, Kepulauan Bangka Belitung dikerahkan untuk mencari sebuah kapal yang memancarkan sinyal tanda bahaya dari laut pada Jumat (28/5/2021).
Namun, setelah ditelusuri, sinyal tersebut ternyata berasal dari alat Emergency Locater Transmitter (ELT) yang sudah ditinggalkan pemiliknya.
Alat berwarna oranye dengan ukuran panjang sekitar 17 sentimeter itu terus menerus mengirimkan sinyal karena tombol kontaknya dalam kondisi aktif.
"Kami dari laut dan ternyata hanya menemukan kapal kosong yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Alat pemancar sinyal sendiri tidak ada di kapal tapi berada di pinggir pantai," kata Komandan Pos SAR Belitung Rahmatullah Hasyim dalam keterangan video yang dirilis Basarnas, Sabtu (29/5/2021).
Baca juga: Mengaku Iseng, Siswi SMP Pemeran Video Setengah Bugil Tawarkan Diri dengan Tarif Rp 200.000
Rahmatullah menduga, alat ELT dibawa seseorang dari kapal dan kemudian meninggalkannnya di pinggir pantai.
Tim SAR menduga ada dua kemungkinan alat tersebut tiba-tiba aktif. Pertama karena faktor ketidaktahuan, dan kedua karena niat seseorang yang ingin iseng.
Tim SAR gabungan pun terlanjur melakukan pencarian pada Jumat sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam harinya.
Setelah alat pemancar sinyal ditemukan, tim SAR kemudian membuat berita acara serah terima dan mematikan alat tersebut.
Sebelum pencarian dilakukan, beredar informasi jika kapal jenis Yacht dari Thailand mengalami insiden kecelakaan di Laut Belitung.
Petugas darat sempat memperkirakan ada sejumlah penumpang yang harus diselamatkan.
Bukan kali pertama tim SAR tertipu sinyal tanda bahaya di wilayah perairan laut Kepulauan Bangka Belitung.
Pada 15 Maret 2020 tim SAR menerima 17 kali notifikasi berkelanjutan mulai dari pukul 11.59 hingga 17.08 WIB.
Setelah ditelusuri, sinyal tanda bahaya tersebut ternyata berasal dari alat Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB).
Alat tersebut adalah milik kapal SC Eternity XLVII-LPG Tanker PT Sukses Inkor Maritim.
Setelah tujuh jam pencarian dengan armada KN Karna 246, pelontar sinyal berbentuk kotak tersebut ditemukan pada koordinat 1°45.168'S 107°10.412'E.