“Di tempat lain mungkin penyu ada, tapi hanya di tempat kita penyu bisa lahir dua kali lipat lebih banyak. Kepulauan Sula juga jadi tempat bagi yang ingin melihat matahari terbit sekaligus terbenam di satu tempat yang sama,” ungkap Hendrata.
Meski menjadi salah satu kabupaten dengan potensi wisata bahari yang besar di Indonesia, nyatanya pariwisata Kepulauan Sula belum tergarap maksimal.
Baca juga: Terbukti Merugikan Negara, Mantan Ketua DPRD Sula Divonis 4 Tahun Penjara
“Kekurangan Kepulauan Sula itu hanya satu, kurang perhatian pemerintah pusat. Termasuk infrastruktur jalan, sarana komunikasi. Kami ingin membuka seluruh akses yang jadi penghambat antara kampung dan kampung. Jaringan listrik kini sudah menyala, tinggal kita tingkatkan,” ungkap Hendrata
Dilihat secara geografis, lokasi Kepulauan Sula memang strategis karena selalu dilewati wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat dan Wakatobi.
Hanya saja, keindahan Sula belum banyak terekspos dan cenderung terabaikan.
Baca juga: 5 Tips Liburan ke Kepulauan Sula, Maluku Utara
“Kami ini daerah miskin, tak punya tambang, kami enggak mau itu, merusak lingkungan. Kami hanya mau memberitakan daerah kami punya event-event wisata. Ini kami promosi sambil menyusun langkah-langkah ke depan yang berkesinambungan,” kata Hendrata.
Sula memeiliki obyek wisata sejarah antara lain Air Kalimat dan Pasir Anjing di Jorjoga. Gunung Kukusang dan Goa Mananga di Kecamatan Taliabu Barat serta Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Timur.
Ada juga Benteng Alting/Dever Watching Peninggalan Bangsa Portugis di Sanana, Kabupaten Kepualauan Sula.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.