Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Belum Diganti, Warga Terdampak Tol Cisumdawu Panik Lihat Kedatangan Alat Berat

Kompas.com - 29/05/2021, 17:09 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Warga terdampak pembangunan Tol Cileunyi, Sumedang, Dawuan (Cisumdawu) di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, panik melihat kedatangan empat alat berat pada Jumat (28/5/2021) malam.

Warga panik karena hingga saat ini hak atas tanah dan bangunan yang terdampak Tol Cisumdawu di fase 5 mencakup Legok, Conggeang hingga Kecamatan Ujungjaya, belum dibayar oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) atau juru bayar tol.

Pada Sabtu (29/5/2021) pagi, warga bersiaga di lokasi untuk menahan agar alat berat tersebut tidak beroperasi sebelum mereka menerima pembayaran atas hak bidang tanah dan bangunan yang mereka miliki.

Baca juga: Viral, Video Bugil di Tasikmalaya, Pelaku Diduga Masih SMP

Tokoh masyarakat Kecamatan Conggeang, Ermi Triaji mengatakan, dari 349 bidang yang ada di wilayah Kecamatan Conggeang, sampai saat ini baru 86 bidang yang sudah selesai pelepasan hak (PH).

"Kami jelas panik, karena LMAN sebagai juru bayar belum membayarkan hak atas bidang tanah atau bangunan yang terdampak Tol Cisumdawu. Dari total 349 bidang, baru 86 yang PH. Ini belum setengahnya yang dibayar, tapi pihak tol sudah mau meratakan lahan kami," ujar Ermi kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Pemkot Yogya Tutup Sementara 3 Warung Pecel Lele yang Diduga Patok Harga Mahal

Ermi menuturkan, dalam hal ini warga tidak menuntut berlebihan kepada pemerintah.

Warga juga tidak akan menuntut hak lebih selain dari hak atas bidang tanah atau bangunan yang harus dibayar oleh pemerintah.

"Jangan bikin kami panik juga dengan mendatangkan alat berat seperti sekarang. Kami tidak akan muluk. Segera bayarkan hak kami, setelah itu silakan bila ingin memulai proses perataan lahan," tutur Ermi.

Ermi menyebutkan, pihak tol diharapkan tidak melakukan pergerakan alat berat sebelum semua uang ganti rugi atas bidang tanah dan bangunan yang menjadi hak warga dibayar.

"Kami juga berharap agar pemerintah menyegerakan proses PH untuk area permukiman dan pihak Satker jangan mengabaikan kondisi psikis dengan melambatnya proses pembayaran uang ganti rugi dan malah menurunkan alat berat," sebut Ermi.

Hal senada juga disampaikan Ketua Karang Taruna Desa Cibeureunyeuh, Kecamatan Conggeang, Ujang Erlan Syamsudin.

"Dengan kedatangan empat backhoe ini, dari malam kami panik, karena masih banyak warga terdampak yang belum menerima haknya," ujar Ujang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Minta Dukungan IKN Harus Ditambah agar Maksimal

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Minta Dukungan IKN Harus Ditambah agar Maksimal

Regional
Kisah Desa Megulungkidul Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Kafe Anggur, Sumbang PAD Puluhan Juta

Kisah Desa Megulungkidul Sulap Lahan Tak Produktif Jadi Kafe Anggur, Sumbang PAD Puluhan Juta

Regional
Ganjar Akan Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Hari Ini

Ganjar Akan Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Hari Ini

Regional
Santri di Jambi Di-'bully' Senior sampai Masuk RS, Orangtua: Saya Tak Mau Damai

Santri di Jambi Di-"bully" Senior sampai Masuk RS, Orangtua: Saya Tak Mau Damai

Regional
TKN Prabowo-Gibran soal Pernyataan FX.Rudy: Kita Jawab dengan Senyum

TKN Prabowo-Gibran soal Pernyataan FX.Rudy: Kita Jawab dengan Senyum

Regional
Kasus Penyiraman Air Keras di Solo Dipicu Sakit Hati, Korban Alami Gangguan Penglihatan

Kasus Penyiraman Air Keras di Solo Dipicu Sakit Hati, Korban Alami Gangguan Penglihatan

Regional
Tangis Bocah 10 Tahun di Riau, Teringat Sang Ayah yang Gugur Saat Tugas di Polairud

Tangis Bocah 10 Tahun di Riau, Teringat Sang Ayah yang Gugur Saat Tugas di Polairud

Regional
Mahasiswa Kupang Tanya ke Ganjar Apakah Akan Mewariskan Kekuasaan ke Keluarga

Mahasiswa Kupang Tanya ke Ganjar Apakah Akan Mewariskan Kekuasaan ke Keluarga

Regional
Kongkalikong Pengadaan Kapal Feri di Kapuas Hulu, 6 Orang Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Kapal Feri di Kapuas Hulu, 6 Orang Tersangka

Regional
Wanita Disiram Air Keras di Solo, Korban Sempat Dapat Pesan Ancaman

Wanita Disiram Air Keras di Solo, Korban Sempat Dapat Pesan Ancaman

Regional
Gudang Elpiji Terbakar di Grobogan, 2 Rumah Ludes

Gudang Elpiji Terbakar di Grobogan, 2 Rumah Ludes

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Enggan Tanggapi Tudingan FX Rudy | 'Saya sejak SD Jalan Kaki ke Sekolah'

[POPULER REGIONAL] Gibran Enggan Tanggapi Tudingan FX Rudy | "Saya sejak SD Jalan Kaki ke Sekolah"

Regional
Ada Potensi Banjir Rob, Pengguna Jalan Pantura Kaligawe Semarang Diminta Waspada

Ada Potensi Banjir Rob, Pengguna Jalan Pantura Kaligawe Semarang Diminta Waspada

Regional
Diduga Tergelincir, Pemotor di Jalingkut Brebes Tewas Terlindas Truk

Diduga Tergelincir, Pemotor di Jalingkut Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Samarinda

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Samarinda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com