BANGKA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong peran aktif guru bimbingan konseling (BK) untuk membuat siswa nyaman dalam menjalani masa pendidikan.
Hal ini dilakukan karena angka drop out (DO) yang terbilang tinggi.
"Kami mencoba mendalami dan meng-upgrade kemampuan guru BK sambil terus berupaya untuk mencari solusi lainnya yang kuat," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/5/2021).
Baca juga: Kampoeng Reklamasi Bangka, Bekas Tambang Kini Jadi Lahan Konservasi
Pernyataan Erzaldi disampaikan terkait angka DO di jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tercatat mencapai ribuan kasus.
Dalam rentang 2019 sampai triwulan pertama 2021, Dinas Pendidikan mencatat 2.348 siswa DO.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 450 kasus berasal dari kondisi siswi yang hamil.
Baca juga: Kasus Bocah Diikat dan Diseret seperti Hewan Berakhir Setelah Pelaku Minta Maaf
Fenomena kehamilan saat masa pendidikan tersebut diyakini ikut memicu terjadinya kasus perceraian saat usia dini.
Secara nasional, Bangka Belitung tercatat dalam lima besar jumlah kasus perceraian.