Banjir rutin tahunan ini, membuat petugas BPBD dan unsur terkait sudah sangat siap.
Banyak logistik disimpan di setiap desa, dan akan ditambah sesuai kebutuhan jika ada laporan kekurangan logistik.
"Kita juga mulai distribusikan sarana prasarana seperti mesin kapal 40 PK, juga 1 unit motor cross. Itu untuk memudahkan pendataan dan pemantauan," katanya.
Status siaga darurat juga menjadi tanda respons cepat di mana pemerintah bisa segera menaikkan status menjadi tanggap darurat ketika benar benar harus dilakukan.
Meski banjir yang merendam sebagian rumah sejak 24 Mei 2021, masyarakat tidak ada yang berniat mengungsi.
Saking terbiasanya masyarakat mengalami banjir, warga tetap keukeuh bertahan.
Selama air belum mencapai atap rumah, mereka bakal terus bertahan di rumah panggung mereka.
Mereka meenempati papan tepat di bawah atap rumah.
Masyarakat menyebutnya sebagai pungkau, di tempat tersebut mereka akan masak dan tidur sampai banjir surut dengan sendirinya.
Sejauh ini, kerusakan dan imbas banjir masih dalam penghitungan BPBD.
"Kita akan terus menerima laporan setiap jamnya. Kita meminta masyarakat waspada terutama malam hari. Eskalasi banjir dimungkinkan masih akan meluas karena BMKG memprediksi curah hujan masih tinggi di wilayah wilayah yang kebanjiran di Nunukan," kata Amin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.