Menurut dia, banyak yang bisa dipetik dari peristiwa guncangan 57 detik itu, di antaranya warga semakin guyup, dalam membangun rumah pun semakin kokoh. Saat ini warga membangun rumah menggunakan cor dan besi.
"Warga di sini saat bangun rumah sekarang memakai besi cor, dulu ndak ada cuma tumpukan batu dikasih semen gitu," ucap dia
Meski sempat menjadi pusat gempa, namun pendatang di Padukuhan Potrobayan tergolong banyak. Sejak beberapa tahun terakhir, ada 7 kepala keluarga yang berasal dari luar kota pun pindah ke Potrobayan.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui potensi bencana tidak hanya gempa bumi.
Menurut dia, gempa bumi tidak bisa diprediksi jangka waktunya, namun kemungkinan masih bisa berulang. Apalagi patahan di Bantul ada beberapa yang berpotensi menyebabkan gempa bumi.
Pihaknya terus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghadapi bencana dengan Desa Tangguh Bencana. Seluruh desa di Bantul sudah menjadi Desa Tangguh Bencana.
"Bencana di Bantul tidak hanya pusatnya di Sesar Opak 2006 tetapi rekahan yang berpotensi di Bantul. Sehingga perlu terus didorong pelatihan kebencanaan secara mandiri dan dilingkungan," kata Dwi.
Rencananya tanggal 27 Mei akan dilakukan refleksi 15 tahun gempa bumi di DIY, yang akan dihadiri beberapa tokoh, seperti mantan Bupati Bantul tahun 2006 Idham Samawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.