Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Gempa Yogya, Guncangan 57 Detik dan Warga yang Semakin Guyub

Kompas.com - 27/05/2021, 19:48 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

Saat itu dirinya sedang persiapan doa pagi, rutinitas yang biasa dilakukan bersama istri dan kedua anaknya di ruang tengah rumahnya di Canden.

Saking dahsyatnya gempa, dirinya dan keluarga tidak bisa keluar rumah saat getaran dari dalam tanah dirasakannya. Meski rusak parah, beruntung mereka berempat berhasil menyelamatkan diri.

Saat sampai di luar rumah, hanya debu yang terlihat, dan suara minta tolong dari para tetangganya.

"Manusia tidak sekuat apa yang dipikirkannya sehebat apapun manusia tetap kalah dengan alam," ucap dia

"Kita harus kembali ke penciptaa-Nya enggak boleh sombong," kata Suwarno.

Baca juga: 14 Tahun Gempa Yogya, Gotong Royong Jadi Modal untuk Bangkit

Dukuh Potrobayan Sayudi menceritakan, di wilayahnya dari jumlah penduduk saat 2006 ada 638 orang, ada 13 orang meninggal, dan 75 luka berat.

Waktu itu Sayudi baru bangun saat gempa mengguncang, dan lari bersama anak laki-lakinya. Melihat rumahnya roboh, waktu itu masih belum menyadari terjadi gempa. Saat itu dirinya lari ke rumah orang tuanya. Beruntung, waktu itu kedua orangtuanya selamat. Termasuk keluarganya tidak ada yang menjadi korban meninggal dunia.

Setelah memastikan seluruh keluarganya selamat, Dukuh yang menjabat sejak tahun 1990 itupun bergegas mengecek warganya. "Setelah melihat (rumah) yang lain ternyata semuanya sama," kata Sayudi saat ditemui di rumahnya.

Dari 198 rumah yang berdiri waktu itu di wilayah Potrobayan, hanya ada 4 rumah rusak ringan, lainnya rusak berat dan roboh. Sebagian besar roboh saat gempa susulan yang terus mengguncang saat itu. Rumah yang awalnya hanya retak, saat munculnya gempa susulan pun roboh. Warga saat itu tinggal di tenda ataupun penutup seadanya.

Untuk warga yang selamat, meninggal maupun luka dibawa ke salah satu kantor yang berada di Padukuhan Potrobayan. Suasana gaduh saat itu, sebagian warga lain mempersiapkan penguburan 13 warga yang meninggal dunia, mereka dikubur dalam satu liang dengan lebar sekitar 12 meter di Tempat Pemakaman Umum.

Usia yang meninggal pun bervariasi dari paling muda bayi 1,5 bulan hingga orang tua usia di atas 70 tahun.

"Sebenarnya beberapa hari setelah gempa ada warga terutama yang sepuh meninggal dunia, tetapi bukan korban gempa. Mungkin mereka tertekan ya melihat situasi kala itu," kenang Sayudi

Pascagempa, selama hampir 5 bulan, warga mendengar suara dentuman seperti suara meriam. Selain itu, sebagian besar semua sumur di wilayah Potrobayan kering. Warga lalu mengebor sumur untuk mendapatkan air bersih.

"Suara dentuman semakin lama semakin mengecil," kata dia.

"Dulu masih ada relawan pun kadang mereka berlari setelah mendengarkan dentuman," ucap Sayudi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com