Temuan-temuan lain selama ekskavasi tahap kedua yang berakhir Rabu (26/5/2021) itu, ujar Tri, antara lain berupa fragmen-fragmen ornamen candi dalam bentuk batu andesit dan batu putih berpahat.
Tri menggarisbawahi kehalusan pahatan pada pecahan-pecahan ornamen batu tersebut.
"Pahatannya halus. Sama seperti temuan pada tahapan ekskavasi sebelumnya," ujarnya.
Selain itu, tim ekskavasi juga menemukan pecahan-pecahan keramik kuno yang lazim digunakan sebagai bahan untuk menentukan penanggalan pembuatan sebuah candi.
Namun, hingga kini belum diketahui pasti kapan Candi Gedog ini dibangun karena, selain karena penelitian pada keramik yang ditemukan belum dilaksanakan, tidak ditemukan angka tahun pada benda-benda yang ada di situs tersebut.
Baca juga: Ada Kaki di Atas Kepala Saya, Ditarik Diam Saja, Saya Kira Sudah Meninggal
Butuh 4 tahap ekskavasi lagi
Proses ekskavasi Situs Candi Gedog tahap kedua dilakukan selama 7 hari oleh tim arkeolog dari BPCB
Ketua tim Nonuk Kristiana mengatakan ekskavasi tahap kedua difokuskan pada upaya menampilkan lebih utuh bentuk struktur pondasi Candi.
Nonuk mengatakan, temuan sudut tenggara dari struktur pondasi Candi telah sesuai dengan capaian yang hendak ditargetkan pada proses ekskavasi tahap kedua tersebut.
Lebih lanjut, Tri mengatakan, proses ekskavasi lanjutan untuk menampilkan utuh struktur pondasi bangunan utama Candi Gedog masih diperlukan sekitar empat tahap ekskavasi lagi.
"Jika anggaran ekskavasinya seperti yang ini, ya setidaknya masih butuh 4 tahap lagi. Kecuali dengan anggaran yang lebih besar, pasti akan lebih cepat selesai," ujarnya.
Meskipun tim arkeolog BPCB telah memastikan bahwa struktur Candi Gedog yang tersisa tinggal pondasi, kata Tri, namun tetap tidak menutup kemungkinan dilakukannya pemugaran meskipun hal itu memerlukan tahapan yang lebih panjang lagi.
Tri mengatakan, diperlukan riset untuk menemukan informasi terkait bentuk utuh Candi Gedog jika pemugaran hendak dilakukan.
Arkeolog BPCB Jatim telah meyakini situs tersebut adalah Candi Gedog yang pernah dideskripsikan dalam buku History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles dalam buku terbitan tahun 1817.
Pada ekskavasi sebelumnya, selain menggali satu titik yang kemudian diyakini sebagai titik pusat dari bangunan candi itu, tim BPCB juga telah menggali struktur batu bata dengan empat sudut yang diyakini sebagai pagar dari bangunan Candi Gedog.
Struktur pagar itu membentuk garis persegi dengan panjang 27,5 meter dan 29 meter. Di tengahnya, berdiri pohon beringin besar yang berdiri sekitar 2 meter dari titik yang diduga pusat bangunan candi.
Jika kelak berhasil dipugar, Candi Gedog akan menjadi Candi kuno yang pertama di wilayah Kota Blitar. Berbeda dengan wilayah Kabupaten dimana terdapat belasan candi dan situs cagar budaya termasuk Candi Penataran yang merupakan candi terbesar di Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.