KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 12 tahun berinisial MS ditemukan tewas terbungkus karung di bawah pohon pala di Desa Koha, Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (20/5/2021) sekitar pukul 23.30 Wita.
Menurut ayah korban, Edu Sulu, putrinya itu awalnya pamit dan meminta uang untuk membeli sosis.
Namun, sampai malah hari MS tak segera pulang ke rumah. Edy dan warga desa segera mencari MS.
"Malam itu, saya mengajak Sela bersama adiknya untuk ke ibadah kolom. Tapi Sela tidak ikut dan hanya meminta uang Rp 3.000 untuk membeli sosis," kata Edy saat diwawancara di rumah duka, Jumat (21/5/2021) malam.
Edy mengatakan, saat berangkat membeli sosis itu, sang kakak, Arlando Sulu, sempat bertemu korban.
Saat itu Arlando sempat mengingatkan korban untuk segera pulang.
"Kakaknya sudah menyuruhnya pulang, namun dia tak mau pulang," jelas Eddy.
Baca juga: Sehari Tak Pulang ke Rumah, Seorang Gadis Ditemukan Tewas Terbungkus Karung di Kebun Warga
Namun, hingga larut malam korban tidak kunjung pulang ke rumah sampai besok paginya hari Rabu tanggal 19 Mei 2021.
"Kami langsung adakan pencarian bersama saudaranya, namun tidak menemukan sampai hari Kamis tanggal 20 mei 2021 dan akhirnya kami lanjut melakukan pencarian di bantu oleh masyarakat Koha,” ucapnya.
Setelah itu, warga dan Edy berpencar mencari MS di kawasan perkebunan.
Lalu salah satu warga bernama Andi Tumewu mencurigai sebuah karung di bawah pohon pala.
Saat diperiksa, warga terkejut karena melihat jasad MS di dalam karung itu.
"Mayat korban ditemukan di dalam karung di sebuah perkebunan," kata Kapolresta Manado Kombes Pol Elvianus Laoli, Jumat (21/5/2021).
Baca juga: Fakta Pembunuhan Berantai di Kupang, Pelaku Sopir Truk dan Korbannya Para Gadis Muda
Menurut Laoli, korban diduga dibunuh. Di tubuh korban ditemukan bekas luka akibat kekerasan.
"Saat ini kita sedang kembangkan untuk mencari siapa pelakunya. Tetapi sudah ada gambaran namun masih dicari dan nanti kita akan informasikan lebih lanjut," kata Laoli.
Sementara itu, pihaknya meminta warga lebih wasapada dan berharap siskalming diaktifkan lagi.
Hal itu, menurut Laoli, dapat meminimalisir aksi kejahatan.
(Penulis : Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey | Editor : Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.