JOMBANG, KOMPAS.com - Uang logam kuno ditemukan warga Dusun Betek Selatan, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (20/5/2021).
Penemuan itu berawal saat sejumlah warga menggali tanah untuk membangun fondasi rumah di pekarangan milik Suyitno, warga setempat, Kamis pagi.
Awalnya, saat menggali tanah pada kedalaman sekitar 10 sentimeter, warga yang menggali tanah menemukan pecahan tembikar.
Kemudian, saat menggali tanah hingga kedalaman 20 sentimeter, warga menemukan koin berbentuk bulat dan terdapat lubang di bagian tengah.
Baca juga: Asal-usul Kampung Gelgel, Desa Islam Tertua di Bali, Berasal dari 40 Prajurit Muslim dari Majapahit
Pada titik lokasi yang sama, koin yang diidentifikasi sebagai uang logam kuno tersebut ditemukan cukup banyak.
Oleh warga yang menggali tanah, logam kuno yang ditemukan tersebut diangkat dari tanah, lalu dikumpulkan pada tiga buah timba.
Penemuan benda kuno tersebut kemudian dilaporkan ke pemerintahan desa, lalu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, serta ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Arkeolog BPCB Jawa Timur Muhammad Ichwan mengungkapkan, logam kuno yang ditemukan warga saat menggali tanah untuk membangun rumah jumlahnya cukup banyak.
Baca juga: Cangkul Dikira Kena Batu, Sayuti Temukan Kendil Berisi Koin Kuno
"Waktu kita timbang, beratnya mencapai 25,25 kilogram," ungkap Ichwan kepada Kompas.com, Jumat.
Ichwan mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi, logam kuno dengan lubang pada bagian tengah tersebut merupakan uang kepeng.
Uang kepeng merupakan mata uang dari China yang menjadi alat transaksi perniagaan pada masa lalu.
"Hasil identifikasi kami, logam kuno itu adalah uang kepeng. Mata uang ini dari China," kata Ichwan.
Uang kepeng tersebut juga beredar di beberapa negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan China, termasuk Kerajaan Majapahit.
Di lokasi penemuan uang kepeng, ditemukan pula pecahan tembikar, pecahan keramik, serta pecahan bata kuno.
Ichwan mengungkapkan, pecahan tembikar dan keramik teridentifikasi berasal dari China pada masa dinasti Ming.
Adapun pecahan bata kuno yang ditemukan di lokasi yang sama teridentifikasi sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit.
"Untuk pecahan bata, hasil identifikasi kami menyatakan kalau benda itu ada di masa Majapahit," ungkap Ichwan.
Dia menambahkan, berbagai penemuan benda kuno di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, mengindikasikan adanya keterkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit.
Apalagi, lokasi penemuan hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari Trowulan, serta wilayah penemuan berada dalam kawasan strategis cagar budaya nasional Trowulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.