YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sebagian warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah membeli air meski musim kemarau baru berlangsung beberapa pekan.
Panewu Anom, Kapanewon Girisubo, Arif Yahya mengatakan, wilayahnya tergolong daerah minimnya sumber air membuat warga bergantung pada musim hujan.
"Sudah mulai ada yang membeli air bersih," kata Arif saat dihubungi wartawan melalui telepon Jumat (21/5/2021).
Baca juga: Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, Warga Manggarai Diminta Waspadai Ancaman Kekeringan
Namun, Arif belum tahu secara pasti jumlah warganya yang terdampak kekeringan.
"Untuk data pasti, kami masih melakukan pendataan," kata Arif.
Salah seorang pengusaha tangki angkutan air di Kalurahan Jerukwudel, Girisubo, Kitut Sakiran mengatakan sudah ada pembelian air bersih dari warga.
Setiap hari dia mengirim delapan sampai sepuluh tangki dengan kapasitas 5.000 liter kepada masyarakat.
Untuk harga per tangki tergantung jarak dan medan, seperti di sekitar Kantor Kapanewon Girisubo, harganya mulai Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per tangkinya.
Baca juga: 14 Kecamatan Rawan Kekeringan, BPBD Semarang Siapkan 163 Mobil Tangki
Harga terjauh adalah ke wilayah Kalurahan Songbanyu tepatnya di Dusun Putat, Selang, Joho dan Gesik yaitu Rp 200.000 per tangki.
Sebab, harus memutar ke wilayah Wonogiri, Jawa Tengah.
"Sedangkan dari medan juga ekstrem karena jalannya naik turun. Jadi wajar kalau harganya lebih mahal," kata Kitut.