SERANG, KOMPAS.com - Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten Ashok Kumar mengatakan, penutupan tempat wisata berdampak pada meruginya hotel dan restoran.
Pendapatan hotel dan restoran terutama di wilayah pesisir pantai terjun bebas setelah adanya kebijakan menutup seluruh tempat wisata dari 15 hingga 30 Mei 2021.
"Dengan adanya penutupan wisata, impact nya banyak (tamu) yang cancel, banyak yang mengurungkan, banyak yang minta kembali uangnya. Otomatis berimbas pada pendapatan," kata Ashok kepada wartawan di Kota Serang. Jumat (21/5/2021).
Baca juga: Terkena Sanksi Setelah Videonya Viral di TikTok, Ini Tanggapan Anggota DPRD Banten
Ashok menyebutkan, kerugian hotel dan villa di sepanjang pesisir Pantai Anyer hingga Tanjung Lesung bisa mencapai Rp 500 juta per hari.
Baca juga: Gubernur Banten Tak Peduli Protes, Demo atau Gugatan soal Penutupan Tempat Wisata
"Itu kita minimkan kerugiannya, ambil rata-rata per hari Rp 500 juta. Bisa dikalikan saja berapa hari penutupan wisata, berapa kerugiannya?" ujar Ashok.
Tercatat, ada 120 hotel berdiri di kawasan pesisir Serang hingga Pandeglang. Sedangkan se-Banten ada 387 hotel yang tergabung sebagai anggota PHRI Banten.
Beberapa hotel di Banten tak kuat bertahan di tengah pandemi Covid-19 akibat tidak adanya pemasukan untuk biaya operasional sehari-hari seperti listrik dan gaji karyawan.
"Ada juga dua hotel yang tutup akibat pandemi Covid-19, Hotel Hawai dan Green Garden. Tapi ada juga hotel yang sempat tutup kembali buka," kata Ashok.
Sebelumnya, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, akan tetap menutup tempat wisata meski adanya protes dan penolakan dari para pelaku wisata.
Melalui Instruksi Gubernur Banten Nomor 556/901-DISPAR/2021 tentang Penutupan Sementara Destinasi Wisata Dampak Libur Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 di Provinsi Banten hingga 30 Mei 2021.
Keputusan menutup tempat wisata karena kondisi Covid-19 yang sangat mengkhawatirkan.
Kekhawatiran orang nomor satu di Banten adanya lonjakan kasus positif Covid-19 seperti yang terjadi di India.
"Bagaimanapun juga, kemarin kita sudah tidak mampu lagi untuk melakukan penyekatan maupun melakukan upaya sesuai dengan protokol kesehatan," kata Wahidin dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com. Senin (17/5/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.