Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau yang Muncul Usai Badai Seroja Kini Mengering, Warga Jadikan Lahan untuk Tanam Sayur

Kompas.com - 19/05/2021, 18:56 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebuah danau di kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang muncul usai Badai Seroja menerjang wilayah itu awal Bulan April 2021 lalu, akhirnya kering.

Warga yang bermukim di sekitar danau, akhirnya menggunakan lahan di area sawah untuk menanam sayur-sayuran.

Imelda, warga setempat, mengaku danau itu telah mengering sejak dua pekan lalu.

"Karena sudah mengering, kami sudah mengolah menjadi lahan dengan menanam sayuran untuk kami dijual,"kata Imelda kepada Kompas.com, Rabu (19/5/2021) sore.

Baca juga: Cerita Ibu Senah Digugat Anak Kandungnya, Tak Dikunjungi Saat Lebaran, padahal Jarak Rumah Hanya 2 Meter

Digunakan lagi untuk menanam sayur

Menurut Imelda, danau itu mengering, karena tujuh mata air yang muncul pasca-badai Seroja terlebih dahulu mengering.

"Mata air induknya masih ada, tapi tujuh mata air baru yang muncul setelah Seroja itu sudah kering," ujar dia.

Hal yang sama juga disampaikan warga lainnya Mikhael Lakapu.

Mikhael menyebut, sebelum danau itu muncul, lahan sekitar memang sudah digunakan warga untuk menanam sayur dan juga ubi serta pisang.

"Akibat muncul danau baru, warga sekitar terpaksa beralih profesi untuk menyambung hidup, karena semua sayur dan tanaman mati," ujar dia.

Mikhael mengaku, danau yang muncul di wilayah mereka, merupakan kejadian pertama sepanjang hidupnya selama puluhan tahun.

"Dulunya meski hujan berminggu-minggu pun tidak ada danau. Tapi kemarin setelah Badai Seroja yang berlangsung dua hari, tempat ini akhirnya menjadi danau," ujar dia.

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Majikan Siksa dan Paksa ART Makan Kotoran Kucing

 

Penjelasan ahli

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Provinsi NTT Herry Kota menyebut, danau itu mulai kering karena tidak ada suplai air.

"Seperti halnya sungai permukaan yang tidak lagi banjir karena tidak mendapat suplai air maka sungai bawah tanah di daerah karst pun demikian," ungkap Herry saat dihubungi, Jumat.

Menurut Herry, apabila tidak lagi mendapat suplai air, maka debit mata air akan menurun.

Herry menuturkan, pada 4 April 2021 terjadi banjir pada sungai bawah tanah di daerah karst akibat suplai air yang berlebihan.

Sumber mata air pun muncul di sejumlah titik. Lalu, terdapat genangan pada bentukan eksokrast menjadi danau.

Baca juga: Racik dan Jual Obat Tanpa Resep Dokter, Sarjana Pendidikan Agama Islam Ditangkap Polisi

"Berkurangnya debit air Danau Sikumana telah terlihat sejak tanggal 7 April 2021 saat kami berkunjung ke danau tersebut," ujar Herry.

Saat itu, lanjut dia, terlihat ada penurunan volume air danau sekitar 10 sentimeter (tanda pada tiang) di dalam danau.

Herry menjelaskan, Danau Sikumana nyaris kering karena tiga hal, yakni debit tujuh mata air di daerah ini menurun karena tidak ada lagi suplai air seperti hujan, sejak 4 April 2021.

Kemudian, kata dia, terjadi penguapan secara alami akibat penyinaran matahari

"Dan yang terakhir, masuknya air melalui celah-celah batuan di dasar danau,"ujar dia.

Sebelumnya, sebuah danau muncul di wilayah RT 014, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca-badai seroja melanda wilayah itu pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com