Penjelasan ahli
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Provinsi NTT Herry Kota menyebut, danau itu mulai kering karena tidak ada suplai air.
"Seperti halnya sungai permukaan yang tidak lagi banjir karena tidak mendapat suplai air maka sungai bawah tanah di daerah karst pun demikian," ungkap Herry saat dihubungi, Jumat.
Menurut Herry, apabila tidak lagi mendapat suplai air, maka debit mata air akan menurun.
Herry menuturkan, pada 4 April 2021 terjadi banjir pada sungai bawah tanah di daerah karst akibat suplai air yang berlebihan.
Sumber mata air pun muncul di sejumlah titik. Lalu, terdapat genangan pada bentukan eksokrast menjadi danau.
Baca juga: Racik dan Jual Obat Tanpa Resep Dokter, Sarjana Pendidikan Agama Islam Ditangkap Polisi
"Berkurangnya debit air Danau Sikumana telah terlihat sejak tanggal 7 April 2021 saat kami berkunjung ke danau tersebut," ujar Herry.
Saat itu, lanjut dia, terlihat ada penurunan volume air danau sekitar 10 sentimeter (tanda pada tiang) di dalam danau.
Herry menjelaskan, Danau Sikumana nyaris kering karena tiga hal, yakni debit tujuh mata air di daerah ini menurun karena tidak ada lagi suplai air seperti hujan, sejak 4 April 2021.
Kemudian, kata dia, terjadi penguapan secara alami akibat penyinaran matahari
"Dan yang terakhir, masuknya air melalui celah-celah batuan di dasar danau,"ujar dia.
Sebelumnya, sebuah danau muncul di wilayah RT 014, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca-badai seroja melanda wilayah itu pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.