Bakteri Wolbachia akan tetap ada di tubuh nyamuk hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal.
Sehingga akan melindungi masyarakat dari penularan DBD secara terus menerus.
Sementara itu, salah satu dari tim World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengungkapkan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia dipastikan aman karena sudah tidak dapat lagi menularkan virus dengue.
"Dari hasil analisis risiko oleh tim ahli independen yang dibentuk Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kemenkes disimpulkan risiko teknologi ini dapat diabaikan," tegasnya.
Teknologi ini merupakan pelengkap dari upaya pengendalian DBD. Kegiatan-kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, gerakan 3 M plus dan upaya pencegahan dari gigitan nyamuk harus tetap dilaksanakan.
Berdasarkan data Dinkes Sleman, kasus DBD di Kabupaten Sleman tahun 2016 sebanyak 880 dengan kasus meninggal dunia 9 orang.
Pada tahun 2017 mengalami penurunan dengan 427 penderita dan 3 meninggal dunia. Di tahun 2018 kembali turun menjadi 114 penderita dan meninggal dunia 1 orang.
Kemudian kasus DBD mengalami kenaikan menjadi 728 penderita dan kasus meninggal dunia 2 orang pada tahun 2019.
Tahun 2020 kembali meningkat menjadi 810 penderita dengan kasus meninggal ada 2 orang.
Sedangkan untuk tahun ini sampai dengan akhir April 2021 terdapat 112 kasus dan tidak ada yang meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.