Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Praktik Dukun, Bocah Ini Dipaksa Makan Bunga Sebelum Ditenggelamkan hingga Tewas

Kompas.com - 19/05/2021, 14:59 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - A, bocah 7 tahun warga Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ditemukan tewas di dalam kamarnya pada Minggu (16/5/2021).

Saat ditemukan, mayat A tergeletak di atas tempat tidur dalam kondisi kering tinggal kulit serta tulang

Diduga kuat, mayat A sengaja disimpan orangtuanya sejak 4 bulan lalu sebagai bagian dari ritual perdukunan.

A tewas setelah ditenggelamkan orangtuanya sendiri atas saran B dan H, tetangga mereka. Di lingkungn tempat tinggal mereka, H dikenal sebagai 'orang pintar' atau dukun.

Baca juga: Dianggap Nakal, Bocah Ini Tewas Ditenggelamkan Orangtua di Bak Mandi, Mayatnya Disimpan 4 Bulan di Kamar

Dipaksa makan bunga dan cabai

Kepala Desa Bajen, Sugeng mengaku sangat terpukul dengan meninggalnya A. Ia mengatakan pihak desa sebelumnya tidak merasakan ada keganjilan.

Namun ia mengakui jika warga sekitar merasa kurang nyaman dengan keberadaan B dan H yang membuka praktik supranatural di desa mereka.

"Pemerintah desa terpukul atas kejadian ini. Tidak ada keganjilan, cuma ada dua orang B dan H. Memang dua orang ini mendalami ilmu spiritual," katanya, kepada Tribunjogja.com, Selasa (18/5/2021).

Baca juga: Percaya Anaknya Dihinggapi Makhluk Dunia Lain, Orangtua Tenggelamkan dan Simpan Mayat Anak Selama 4 Bulan

Selalu menawarkan jasa pengobatan tradisional

Ia mengatakan karena ingin terlihat kondang, B dan H selalu menawarkan jasa pengobatan supranatural kepada warga. Namun tak ada satu pun warga yang percaya dengan omongan mereka.

Menurutnya hanya keluarga M dan S yang tak lain orangtua A yang percaya dan menjadi korban tipu daya kedua tersangka.

"Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," jelasnya.

Baca juga: Mayat Bocah SD Disimpan Orangtua 4 Bulan Dalam Kamar, Tersisa Tulang dan Kulit

Sebut korban adalah anak genderuwo

Sugeng bercerita B dan H mengklaim jika korban adalah anak genderuwo. Sebagai pembuktian, H pernah menyuruh A untuk makan bunga mahoni yang pahit dan beberapa cabai.

H mengatakan jika korban tidak merasa pahit, maka A adalah anak genderuwo.

"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.

Baca juga: Atas Saran Dukun, Bocah Ini Jalani Ritual Agar Tidak Nakal, Ditenggelamkan Orangtua di Bak Mandi hingga Tewas

Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah, Mereka kemudian menaruh harapan tinggi pada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya.

Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai. Mereka meyakini hal itu adalah satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com