KOMPAS.com - Sebanyak empat prajurit TNI terluka setelah terlibat kontak senjata dengan orang tak dikenal (OTK) di Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/5/2021) malam.
Danrem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan mengatakan, empat prajurit itu adalah Serda Kris, Prada Dian, Pratu Kuku, dan Pratu Romi. Mereka menderita luka tembak di bagian kaki.
Menurut Izak, empat prajurit yang terluka itu akan dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan di RS Marthen Indey.
"Sekarang empat-empatnya akan kita evakuasi ke Jayapura untuk mendapat perawatan, tapi semua dalam kondisi baik," kata Izak saat dihubungi, Rabu (19/5/2021).
Izak menceritakan, penyerangan itu terjadi di area Jembatan Kayu Serembakon, Selasa malam.
Baca juga: Rumahnya Terjual Rp 600 Juta, Trianto Akan Sumbang Rp 275 Juta untuk Warga Palestina
Insiden itu bermula ketika 12 prajurit pergi ke Oksibil untuk membeli bahan makanan. Mereka berangkat dari pos menuju Oksibil sekitar pukul 10.00 WIB.
"Belanja bahan makanan untuk pos, itu ada dua satuan tugas, enam orang dari Satgas 403 dan enam orang dari Pamtas Mobile Pinang Sirih, jadi total semua ada 12 orang," kata Izak.
Setelah berbelanja, belasan prajurit itu kembali ke pos. Tiba-tiba, mobil yang dikendarai mogok di jalan.
"Mereka balik sudah malam, kemudian mobil mogok di jalan," kata Izak.
Saat memperbaiki mobil di area Jembatan Kayu Serembakon, terdapat tembakan ke arah para prajurit. Mereka pun berusaha membalas tembakan itu.
"Tetapi ternyata tembakan yang tadi itu mengenai mereka di bagian kaki empat orang," sambung Izak.
Izak mengaku belum mengetahui pelaku penembakan itu. Namun, lokasi kejadian merupakan salah satu jalur yang biasa digunakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Enos Alwolmabin di Distrik Oksop.
Baca juga: 12 Personel TNI Diserang OTK di Pegunungan Bintang, 4 Prajurit Terluka
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, dirinya telah memerintahkan jajarannya meningkatkan kewaspadaan.
"Saya sudah perintahkan anggota untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi situasi yang kurang kondusif," kata Fakhiri.
(KOMPAS.com/Dhias Suwandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.