BLITAR, KOMPAS.com - Makam Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur, selama libur lebaran tahun ini tampak sepi dari peziarah.
Hingga H+4, Senin (17/5/2021), total sebanyak 552 peziarah yang berkunjung ke Makam Presiden Soekarno (Bung Karno).
Artinya, rata-rata sekitar 110 peziarah setiap harinya.
Total peziarah itu tercatat signifikan pada H+3, Minggu (16/5/2021), sebanyak 238 orang.
Tapi sebelumnya, jumlah peziarah sangat kecil, yaitu 37 orang pada hari H Lebaran, kemudian 43 orang pada H+1, dan 109 orang pada Sabtu (15/5/2021) atau H+2 Lebaran.
Hari ini, pada H+5 Lebaran, Senin (17/5/2021) hingga waktu tutup pukul 15.00 WIB, tercatat 125 peziarah yang berkunjung.
Baca juga: Tim Medis Telusuri Kaitan Kelumpuhan Juru Kunci Makam Bung Karno dengan Vaksin Covid-19
Pegawai Makam Bung Karno yang bertugas di bagian pencatatan pengunjung Erik mengatakan, jumlah peziarah Makam Bung Karno pada masa libur lebaran kali ini masih jauh dibandingkan sebelum pandemi.
"Lebaran tahun lalu kan ditutup. Kali ini masih mending bisa buka meski terbatas. Tapi kalau dibandingkan masa sebelum pandemi ya jauh," ujar Erik kepada Kompas.com, Senin sore (17/5/2021).
Menurut Erik, di hari biasa sebelum masa pandemi Covid-19 peziarah Makam Bung Karno setiap harinya tidak kurang dari 500 hingga di atas 1.000 orang pada akhir pekan.
Pada masa libur sekolah termasuk di masa libur panjang lebaran, ujarnya, kunjungan ke Makam Proklamator RI itu bisa rata-rata berada di atas 1.000 orang per hari.
Baca juga: Pedagang Menjerit, Hanya 40 Peziarah Kunjungi Makam Bung Karno di Lebaran Hari Kedua
Selain jumlah peziarah jauh dari situasi normal, ujar Erik, asal peziarah didominasi oleh warga Kabupaten Blitar dan daerah-daerah di sekitarnya.
"Mungkin karena ada penyekatan sehingga warga dari Surabaya dan luar provinsi Jawa Timur sangat sedikit yang datang," ujar Erik.
Berdasarkan catatan, ujar Erik, dari 552 peziarah yang berkunjung ke Makam Bung Karno itu hampir 80 persennya berasal dari daerah di wilayah Jawa Timur, terutama dari Kabupaten Blitar dan daerah di sekitarnya seperti Tulungagung, Kediri, Malang, Nganjuk, dan Jombang.
Sisa sekitar 20 persen, ujarnya, adalah warga asal Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Pulau Sumatera, dan Kalimantan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Kawasan Wisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar Heru Santoso mengatakan, dampak larangan mudik dan penyekatan terlihat pada komposisi asal peziarah di Makam Bung Karno.