Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Pos Penyekatan di Surabaya, Ragam Cara Pemudik Akali Petugas, Mulai Takbir hingga Jalan Kaki

Kompas.com - 17/05/2021, 05:51 WIB
Muchlis,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Jajaran Kepolisian Mapolres Kota Besar Surabaya mencatat ribuan kendaraan yang telah diperiksa dan diputarbalikkan selama menerapkan pos penyekatan pemudik tahun 2021.

Setidaknya sudah 11 hari lamanya pihak kepolisian dan tim gabungan TNI, Satpol PP, Dishub menjalankan tugasnya di 13 titik pos penyekatan pemudik, dengan tujuan agar penularan Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur tidak mengalami peningkatan.

Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Tedy Chandra menjelaskan, dari hasil rekapan yang dilakukan olehnya, kendaraan yang diperiksa mencakup sepeda motor sebanyak 9.516, mobil pribadi 8.454, Bus 55, mobil barang 1.595 dan 3  kendaraan khusus.

"Sedangkan kendaraan yang telah diputarbalikkan mulai sepeda motor ada 1.281, mobil 1.008, bus 3, mobil barang 74, kendaraan khusus 8. Dan untuk yang dites antigen sebanyak 203 pengendara," kata Tedy saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Minggu (16/5/2021).

Baca juga: Penyekatan Mudik di Kabupaten Bogor, Polisi Sebut 20.112 Kendaraan Diputar Balik

Selama kurun waktu 6-16 Mei 2021, Tedy mencatat, angka lonjakan kendaran terjadi saat H-1 Lebaran.

Selain itu, Tedy telah melakukan tes rapid antigen sejak 5 hari yang lalu secara random dan ditujukan kepada plat di luar L dan W. Semua hasil tes rapid antigen itu dinyatakan non reaktif.

"Selama kami lakukan tidak ada yang nolak untuk dites rapid antigen, sebab semua anggota yang bertugas kami arahkan untuk komunikatif, jangan sampai ada debat tebel atau ada yang gontok-gontokan. Alhamdulillah lancar," sebut dia.

Wilayah Surabaya, bagi Tedy, adalah wilayah terakhir bagi pemudik yang berusaha nekat lolos, maka bisa dikatakan filter yang dilakukan oleh petugas di perbatasan lainnya sudah maksimal.

"Di sini ini adalah wilayah akhir, jadi filter pemudik sudah dilakukan oleh wilayah sebelumnya," ungkap dia.

Selain itu, di Pos Penyekatan Jembatan Suramadu terdapat fenomena-fenomena yang ditemukan oleh petugas. Di perbatasan wilayah Surabaya dan Madura ini, kultur yang berbeda membuat para petugas harus ekstra bersabar.

Menurut pengakuan Ipda Agung Suciono, petugas di pos tersebut, ia pernah menemukan keunikan rombongan orang berjubah putih yang akan masuk Surabaya.

Namun setelah diberhentikan oleh petugas untuk diperiksa surat izin keluar masuk (SIKM) mereka langsung mengumandangkan takbir.

"Fonemena unik waktu ada rombongan berjubah yang membaca doa itu. Dan ada juga masyarakat yang ingin lolos saat di pos penyekatan ini dengan melakukan jalan kaki dan mobilnya di ujung pintu tol Suramadu sisi Surabaya," papar Agung.

Baca juga: Modus Warga agar Lolos Penyekatan di Puncak, Pura-Pura Pingsan hingga Ketinggalan Barang di Hotel

Menurut Agung, hal itu kebanyakan dilakukan oleh warga Madura yang memang ingin mudik, tapi pihaknya selalu mengedepankan pendekatan humanis.

"Intinya tahun ini mereka mencari celah untuk bisa mudik, tapi semua kami lakukan dengan komunikasi yang santun. Dan kami berikan pemahaman bahwa virus Covid-19 masih ada dan berbahaya," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com