Budi melanjutkan, petasan yang termasuk berukuran besar itu awalnya akan dinyalakan terakhir kali setelah shalat Idul Fitri.
Para pemuda itu mengaku meracik ratusan petasan. Bahkan, mereka membeli bubuk petasan, kertas dan berbagai peralayan dengan patungan uang.
"Mercon dengan tempelan tulisan jenaka itu sedianya menjadi 'gong' atau meletus paling keras dan paling akhir," terang Budi.
Baca juga: Kalimat Jenaka pada Mercon Besar Sitaan Bikin Polisi Geli, Begini Bunyinya...
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi tidak memproses kasus hukum terhadap mereka.
Namun, para pemuda itu diminta menandatangani pernyataan tidak mengulangi tindakan serupa dengan diketahui orangtua atau anggota keluarga mereka masing-masing serta aparat desa setempat.
(Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.