BLITAR, KOMPAS.com - Di antara ratusan mercon yang disita polisi selama pengamanan malam takbir dan shalat Idul Fitri 1442 H di Blitar, Jawa Timur, terdapat satu mercon berukuran besar yang dibubuhi tulisan menggelikan.
Mercon berukuran panjang 13 centimeter dan diameter sekitar 37,5 centimeter itu ditempeli tulisan dalam Bahasa Jawa.
Berikut bunyinya. "Dear mantan. Mugo-mugo luputmu lan luputku dilebur koyo mbledose mercon iki!!" (Dear mantan. Semoga kesalahanku dan kesalahanmu dilebur seperti meletusnya mercon ini!!).
Baca juga: Petani Belajar Racik Mercon dari YouTube, Kini Terancam 20 Tahun Penjara
"Geli juga kita bacanya. Rekan-rekan juga tertawa geli ketika melihat ada tulisan seperti itu," ujar Budi, kepala Sitipol di Polres Blitar yang memimpin penggerebekan terhadap sekelompok pemuda pemilik ratusan mercon di Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Rabu dini hari (12/5/2021).
Mercon dengan kalimat bernada curhat itu adalah milik sekelompok pemuda terdiri dari 10 orang yang juga turut digelandang ke Kantor Polres Blitar bersama ratusan mercon tersebut.
Mereka adalah AW (29), WT (25), RR (26), DU (19), FK (22), MR (21), PT (19), BR (20), AS (25), dan SH (38).
Baca juga: Simpan 208 Bungkus Bubuk dan 1.187 Selongsong Mercon, Warga Bondowoso Ditangkap Polisi
Budi mengaku sempat iseng-iseng menanyakan kepada para pemilik mercon apakah kalimat tersebut sekedar candaan atau serius.
"Katanya mereka, bercanda iya, serius juga iya. Katanya, 'siapa sih yang gak punya mantan (kekasih)," ujar Budi saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis sore (13/5/2021).
Bagian seriusnya lagi, ujar Budi, adalah kata-kata berisi peleburan kesalahan yang itu juga identik dengan momen lebaran dimana biasanya masyarakat saling bertemu dan saling meminta maaf, melebur kesalahan.
Baca juga: Fakta-fakta Ledakan Mercon di Ponorogo, Terdengar hingga 7 Kilometer, 2 Peracik Tewas
Budi mengatakan, sepuluh pemilik ratusan mercon itu patungan uang untuk membeli bubuk peledak mercon, sumbu dan kertas. Mereka lantas mengerjakan pembuatan mercon itu bersama-sama di rumah salah satu di antara mereka.
Para pemuda yang sebagian besar sudah berumah tangga itu, ujar Budi, berencana menyalakan ratusan mercon itu persis setelah shalat Idul Fitri.
Ratusan mercon itu dirangkai sedemikian rupa sehingga sekali sumbu disulut api akan terjadi letusan beruntun.
"Mercon dengan tempelan tulisan jenaka itu sedianya menjadi 'gong' atau meletus paling keras dan paling akhir," terang Budi.
Baca juga: Petasan Balon Udara Jatuh ke Rumah Lansia, Bikin Atap Jebol, lalu Meledak dalam Ruangan
Polisi tidak memproses kasus hukum terhadap mereka, ujar Budi, kecuali hanya diminta menandatangani pernyataan tidak mengulangi tindakan serupa dengan diketahui orangtua atau anggota keluarga mereka masing-masing serta aparat desa setempat.
Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela mengatakan penindakan tegas terkait kepemilikan mercon dan bubuk peledak mercon terutama diprioritaskan kepada peracik bubuk mercon dan penjualnya.
Ratusan personel TNI, Polri, Satpol PP dan relawan bekerja keras melakukan pengamanan malam takbir dan shalat Idul Fitri di wilayah Kabupaten Blitar sejak Rabu hingga Kamis.
Selain menyita sekitar 800 petasan dari berbagai ukuran di beberapa lokasi berbeda, petugas juga menghalau puluhan kelompok massa yang melakukan takbir keliling.
"Meski takbir keliling ini jelas dilarang, antara lain berdasarkan surat edaran Bupati Blitar, tapi petugas tetap mengedepankan cara-cara penegakan aturan dengan pendekatan humanis, persuasif," ujarnya.
Namun, terdapat beberapa pelaku takbir keliling yang menolak diminta pulang sehingga petugas keamanan melakukan penyitaan peralatan dan membawa para pelaku ke kantor polisi terdekat.
"Kepada mereka kami kenakan pasal-pasal tindak pidana ringan," ujarnya sembari menyebut setidaknya ada tiga kelompok takbir keliling yang ditindak tegas.
Meski berbahaya dan dilarang, masih lebih banyak masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya yang luput dari penindakan petugas keamanan.
Entah sejak kapan tradisi menyalakan petasan atau mercon selama lebaran, meskipun berbahaya dan menghamburkan uang, masih banyak masyarakat di Kabupaten Blitar yang tetap dapat menyalakan mercon.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di wilayah Kecamatan Kanigoro, misalnya, suara petasan hampir tidak henti-hentinya berbunyi sejak subuh hingga setelah pelaksanaan shalat Id, Kamis ini.
Sobekan kertas berserakan di banyak lokasi dimana mercon-mercon itu dinyalakan.
"Hiburan setahun sekali mas," ujar Basuki, warga Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro saat ditanya alasannya menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mercon.*
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.