Sepinya kunjungan ke destinasi utama wisata di Kota Blitar tentu memiliki dampak langsung pada usaha pendukung di sekitar lokasi.
Ibu Hengky, seorang pemilik toko suvenir yang berada sekitar 300 meter dari pintu gerbang Makam Bung Karno, mengatakan, usahanya telah mengalami kemerosotan lebih dari 50 persen sejak pandemi Covid-19.
Libur panjang Lebaran, kata dia, yang biasanya menjadi momen menggenjot penjualan juga tidak lagi bisa diharapkan.
"Hari ini malah belum ada yang terjual dagangan saya," ujar dia, kepada Kompas.com, Jumat.
Sebelum pandemi, lanjut dia, toko suvenirnya yang berukuran kecil itu pada hari biasa memiliki omzet sekitar Rp 500.000 per hari dan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per hari pada libur akhir pekan.
Baca juga: Ada 15 Kali Gempa Susulan Pascagempa di Nias Barat, Tidak Berpotensi Tsunami
Pada momen libur panjang, omzet bisa berlipat menjadi Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per hari.
Heru Santoso mengatakan, terdapat sekitar 300 pedagang di sekitar kompleks Makam Bung Karno, 150 pedagang di kompleks parkir Makam Bung Karno, 150 pedagang asongan dan 75 penjaja jasa foto.
Selain pedagang, kata dia, juga terdapat 250 penarik becak yang terdampak langsung situasi sepinya tempat wisata dan ziarah Makam Bung Karno.
"Mereka semua mengeluh. Tapi, ya ini bukan hanya terjadi di sini," ujar dia.
Selain itu, lanjut Heru, masih ada 20 rumah penduduk di sekitar kompleks Makam Bung Karno yang biasa ditawarkan sebagai rumah singgah (homestay).
Di Istana Gebang, terdapat 21 pedagang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.