SOLO, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman, tetapi menjunjung tinggi toleransi dan sikap saling menghargai.
Hal itu tecermin dalam interaksi umat beragama yang terjadi di berbagai tempat.
Salah satunya seperti yang terjadi di Solo, Jawa Tengah, pada hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Kamis (13/5/2021).
Baca juga: Indahnya Toleransi, Pemuda Kristen di Ambon Ikut Amankan Shalat Id
Seperti biasa, pada hari pertama Lebaran, umat Islam akan melaksanakan shalat Id.
Namun, pada tahun ini, Idul Fitri bertepatan dengan hari peringatan Kenaikan Isa Almasih.
Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan sedianya akan menggelar kebaktian pada Kamis pagi.
Namun, demi memberikan kenyamanan umat Islam yang menjalankan shalat Id, pihak gereja mengubah jadwal kebaktian menjadi Kamis sore.
Bukan kali pertama
Adapun Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan ini memang berada satu kompleks dengan Masjid Al Hikmah Solo.
Ternyata, kegiatan berbagi jadwal ini tak hanya dilakukan sekali ini, tetapi sudah puluhan tahun dilakukan.
Baca juga: Cerita Anggota Tim SAR Lebaran di Sungai demi Tugas Kemanusiaan
Saat hari besar kedua agama jatuh pada hari yang sama, pengurus masjid dan gereja berkoordinasi dalam mewujudkan toleransi.
Hal ini dilakukan agar kedua pemeluk agama bisa sama-sama melaksanakan ibadahnya dengan nyaman.
Pendeta GKJ Joyodiningratan Nunung Istining Hyang mengatakan, pihaknya sudah mengetahui sejak lama bahwa perayaan Kenaikan Isa Almasih dan Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari yang sama.
Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pengurus masjid untuk menata ulang jadwal ibadah di gereja.
"Karena kita sudah tahu sejak lama kalau bersamaan waktunya. Shalatnya kan pagi, kita menata jadwal ibadah kita pada jam 17.00 sore," kata Nunung, seperti dikutip Tribun Jateng, Kamis.
Merawat Pancasila, menjaga toleransi
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al Hikmah Muhammad Nasir Abubakar mengatakan, pihak masjid dan gereja memang sudah saling menjaga toleransi beragama sejak dulu hingga sekarang.
Nasir pun meminta agar toleransi ini tidak dikotori dan diganggu oleh siapa pun.
"Ini saling menghormati luar biasa, saling menjaga betul dari dulu sampai sekarang. Dan seperti ini jangan dikotori, tidak boleh. Jadi tidak boleh masyarakat mengganggu siapa pun, tidak boleh," kata Nasir.
Baca juga: Cerita Anggota Satgas Nemangkawi di Papua, Istri Kirim Foto Ketupat dan Makanan Kesukaan
Nasir menilai, menerapkan Pancasila merupakan hal yang penting dilakukan masyarakat.
"Ya di sini pentingnya kita ber-Pancasila, tahu makna bahwa walau kita berbeda, tapi kita tetap satu," kata Nasir.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul: Saling Toleransi, Gereja di Solo Undur Jadwal Kebaktian agar Umat Muslim Bisa Salat Id Berjamaah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.