Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Bunuh Bayinya di Hutan, Perempuan Ini Beli Ramuan Penggugur Kandungan Rp 350.000

Kompas.com - 11/05/2021, 15:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial AP membunuh bayinya di dalam hutan Kuan Nunuh, Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.

Terungkap, sebelum mencekik bayinya hingga tewas, AP sempat berupaya menghilangkan nyawa anaknya dengan ramuan penggugur kandungan.

"Dari pemeriksaan sejumlah saksi dan juga pelaku, terungkap kalau sebelum membunuh bayinya, pelaku membeli ramuan penggugur kandungan dengan harga Rp 350.000,"ungkap Pejabat Humas Polres Kupang Aiptu Randy Hidayat, kepada Kompas.com, Selasa (11/5/2021).

Baca juga: Kisah Pengemis yang Raup Rp 18 Juta Per Bulan, Bisa Bangun Rumah dan Beli Sepeda Motor

Ramuan diperoleh dari tetangganya

Ilustrasi racunShutterstock Ilustrasi racun

Ramuan penggugur kandungan itu lanjut Randy, diperoleh AP dari seorang wanita yang tinggal bertetangga dengan inisial HMT.

Randy menyebut, AP menemui HMT sebanyak empat kali mulai dari Bulan Maret hingga April 2021.

Setiap kali berkunjung ke HMT, pelaku AP memberikan imbalan yang totalnya Rp 350.000.

Menurut Randy, AP mencari ramuan itu saat usia kehamilan enam bulan.

Dia menyebut, HMT memberikan ramuan berupa cairan yang ditaruh di dalam botol air mineral berukuran 1,5 liter.

"HMT memberitahukan dosis minum kepada AP, yaitu pagi dua gelas, sore 2,5 gelas dan tengah malam tiga gelas," kata Randy.

Usai meminum ramuan yang diberikan HMT, pada malam hari, perut AP kemudian sakit sehingga pada 21 April 2020 sekitar pukul 05.00 WITA subuh, air ketuban keluar.

Baca juga: Bebas dari Penjara, Mantan Petinggi Sunda Empire Ingin Diangkat Jadi Duta Bangsa dan Selesaikan Konflik KKB

 

Ilustrasi hutan. Ilustrasi hutan.
Jalan kaki ke hutan

Karena takut, AP kemudian jalan kaki sendirian menuju hutan dan melahirkan bayi.

Sang bayi menangis begitu keluar dari rahim ibunya. Panik, AP lalu mencekik bayinya hingga tewas.

Setelah itu, AP kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasanya.

Kasus itu terungkap, setelah potongan tubuh bayi itu dimakan anjing dan dilihat oleh warga setempat.

Warga yang sempat heboh dengan kejadian itu, kemudian melapor polisi.

Saat ini pelaku telah ditahan, untuk proses hukum lebih lanjut.

Baca juga: Derita Arif, 7 Tahun Alami Hidrosefalus dan Ditinggalkan Orangtuanya

Tubuh bayi dimakan anjing

Ilustrasi anjing sedang bermain phys Ilustrasi anjing sedang bermain

Sebelumnya diberitakan, Warga Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), digemparkan dengan adanya potongan tubuh bayi yang dimakan anjing.

"Potongan tubuh bayi yang dimakan anjing itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Rijal Sonsiki, pada Kamis (22/4/2021) kemarin," ungkap Pejabat Humas Polres Kupang, Aiptu Randy Hidayat kepada Kompas.com, Jumat (23/4/2021) malam.

Randy menyebut, potongan tubuh bayi ditemukan di halaman rumah Yunus Yulius Nenosaban di Kampung Kuanunu, RT 009 RW 004, Dusun 3, Desa Oebesi. 

Menurut Randy, sebagian tubuh bayi habis dimakan anjing. Bayi malang itu ternyata adalah korban pembunuhan dengan pelaku ibu kandungnya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com