SAMARINDA, KOMPAS.com - Pelipis mata bagian kiri atas Arfan Boma, bengkak besar akibat dihajar pakai kayu oleh seorang penambang ilegal berinisial T.
Camat Tenggarong itu dipukul karena menghentikan paksa aktivitas galian batu bara ilegal di sekitar kebun warga RT 017, Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Minggu (9/5/2021).
Baca juga: Bocah 10 Tahun Datangi Polres Lebak dengan Wajah Lebam dan Kening Sobek, Mengaku Dianiaya Ayah Tiri
Boma dan pria pemilik tambang sempat adu mulut, nyaris baku hantam.
Suasana menegang, saat keduanya sama-sama memegang parang, sebelum aksi pemukulan menggunakan kayu.
Situasi berhasil reda setelah dilerai Lurah Mangkurawang Nuzul Hidayat, dibantu beberapa warga lain yang ada di lokasi kejadian.
Boma menceritakan, awalnya dirinya mendapat telepon dari Ketua RT 017, Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong, Minggu (9/5/2021) siang.
Di ujung sambungan itu, Ketua RT 017 melapor ada aktivitas tambang ilegal yang meresahkan masyarakat.
Baca juga: Kronologi Seorang Anak Bunuh Ayah Kandungnya, Pelaku Dendam Sering Dianiaya Korban
Aktivitas itu dilakukan di atas lahan warga yang berdekatan dengan anak sungai dan kebun warga.
"Setelah dapat laporan itu, saya langsung ke lokasi. Sebelum ke sana saya telepon lapor Kapolsek juga. Baru saya telepon lurah. Akhirnya saya ke lokasi bersama lurah dan satu staf dan betul ada aktivitas galian," terang Boma saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021).
Di lokasi Boma dan Lurah mendapati seorang operator sedang mengoperasikan satu unit ekskavator warna kuning menggali lahan untuk kegiatan batu bara ilegal.
Daerah berbukit sebelah anak sungai sudah dipotong sebagian. Sejauh mata memandang, kata Boma, singkapan batu bara sudah terlihat.
Boma langsung geram karena galian itu selain ilegal, juga merusak sumber air masyarakat dan kebun masyarakat.
Dengan suara tinggi, Boma meminta sang operator segera menghentikan kerja alat berat itu.
Aksi Boma itu terekam kamera, hingga videonya ramai dibagikan di media sosial dua hari terakhir.
"Keluar !!! kalian masuk ke sini enggak ada ngomong dengan saya. Keluar !!! ribut-ribut sekalian. Diam saya selama ini, kalian makin menjadi-jadi. Rusak tanah ini, orang pakai berkebun cari nafkah, kalian obrak-abrik," teriak Boma sambil memegang parang.
Parang yang dibawa Boma, kata dia, untuk menebas rumput membuka jalan agar masuk ke titik galian.
"Beri tahu T (pemilik tambang) saya yang suruh hentikan," ucap Boma kepada operator di akhir video.
Kurang lebih 30 menit kemudian, setelah aksi penghentian paksa, datang pemilik tambang bersama beberapa anggotanya ke lokasi menggunakan mobil.
Kata Boma, mereka sekitar enam orang termasuk pemilik ekskavator itu.
Pemilik tambang itu keluar dari mobil dan menanyakan alasan penghentian Boma. Keduanya sempat adu mulut hampir cekcok.