Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Dilarang, Pelaku Pariwisata: Pusing Banget

Kompas.com - 11/05/2021, 13:04 WIB
Reni Susanti,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - "Pusing banget." Kalimat itu terlontar dari mulut seorang pelaku pariwisata yang juga merupakan Director of Sales Grand Hotel Preanger, Niana, kepada Kompas.com.

Buat sektor pariwisata seperti perhotelan, pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah. Begitu pun saat pemerintah mengumumkan kebijakan larangan mudik 2021.

Karena itu artinya, Niana harus memutar otak untuk mengganti semua strategi bisnis yang sudah disusunnya jauh-jauh hari.

"Dari akhir Maret kami sudah menyiapkan strategi promosi April-Mei untuk Ramadhan dan Eid Mubarak. Lalu ada tarik ulur kebijakan larangan mudik. Aduh gimana ini," ujar Niana.

Baca juga: Provokator Saat Penyekatan Mudik Ditangkap, Polisi: Anggota Saya Ditendang

Ubah strategi

Ilustrasi hotel. Pixabay/Ming Dai Ilustrasi hotel.

Niana langsung berpikir keras, ia mengubah strategi bisnis, menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Sebab, sebelumnya ia sempat menaikkan harga kamar untuk libur Lebaran.

Setelah kebijakan larangan mudik keluar, ada calon tamu yang membatalkan pesanan dan memilih wait and see.

"Setiap hari kami pantau pengembangan reservasi, puasa bagus. Tapi tanggal 12 (Mei) langsung turun. Ada yang udah masuk tapi di-cancel lagi karena melihat situasi," tutur dia.

Baca juga: 2 Provokator Saat Penyekatan Mudik Ditangkap, Tendang Petugas hingga Positif Narkoba

 

Ilustrasi hotel.shutterstock.com Ilustrasi hotel.
Ubah harga

Ia dan tim akhirnya memutuskan membuat kampanye "di Bandung Ajah" dengan harga spesial kamar mulai dari Rp 650.000 plus sarapan untuk dua orang dan gratis saparan untuk anak di bawah 6 tahun.

Kemudian tersedia balon istana anak, sepeda mini, kolam anak, dan aneka jajanan anak.

Hal serupa disampaikan Marketing Communication Executive Hilton Bandung, Marzella. Pihaknya menyesuaikan dengan kebijakan larangan mudik.

"Kami bekerja sama dengan mematuhi peraturan yang berlaku. Mulai dari jaga jarak, hilton cleans day, jadi jangan takut. Untuk Lebaran ada flash sale up to 30 persen," ungkap dia.

Baca juga: Kisah Pengemis yang Raup Rp 18 Juta Per Bulan, Bisa Bangun Rumah dan Beli Sepeda Motor

Program baru

Salah satu wahana yang ada di The Lodge Maribaya. Dok THE LODGE MARIBAYA Salah satu wahana yang ada di The Lodge Maribaya.

Begitupun dengan tempat pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) seperti The Lodge Maribaya. Mereka mengantisipasi kebijakan larangan mudik ini dengan berbagai macam strategi.

"Karena tidak boleh mudik pengunjung tentu akan berkurang. Tapi tahun lalu juga tidak diperkenankan masuk (wisatawan luar daerah)," ucap Director of marketing The Lodge Group, Puji Fauziah Setia.

Untuk itu, pihaknya menyasar warga Kota Bandung dan sekitarnya yang bisa pergi berlibur. Tentunya dengan program khusus yakni kartu anggota.

Dengan kartu Rp 250.000, pengunjung bisa mendatangi beberapa lokasi di kawasan The Lodge yakni The Lodge Maribaya, Fairy Garden dan Mullberry Hill.

Pada 15 Mei 2021, pihaknya juga akan meluncurkan tempat wisata baru bernama Tahura Hutan Menyala. Program ini menjadi alternatif tempat berlibur.

"Tidak hanya wisata dan entertainment, tapi kami memberikan edukasi. Keliling hutan di malam hari dan bisa melihat hutan bisa menyala," tutur Puji.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembuat Video Provokatif Tolak Larangan Mudik

Ilustrasi mudik dengan mobil pribadikompasiana.com Ilustrasi mudik dengan mobil pribadi
Suasana mudik

Kebijakan larangan mudik pun berpengaruh pada jumlah penumpang di Bandara Husein Sastranegara, Stasiun Bandung, hingga Terminal Cicaheum. Suasana mudik tahun ini lebih sepi dibanding biasanya.

Executive General Manager Angkasa Pura (AP) II Kantor Cabang Bandara Internasional Husein Sastranegara, R Iwan Winaya Mahdar mengatakan, jumlah penumpang tidak mengalami lonjakan melebihi prediksi.

Seperti 1 Mei 2021, prediksinya akan ada 2.000 pergerakan, tapi ternyata hanya 872. Pada 6-17 Mei 2021, pihaknya tetap beroperasi untuk melayani penumpang nonmudik.

Seperti perjalanan dinas atau pekerjaan khusus, ada keluarga inti penumpang yang sakit atau meninggal, dan lainnya. Itupun harus menyertakan berbagai dokumen.

Manajer Humasda PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo mengatakan, perjalanan kereta jarak jauh yang diperbolehkan saat ini hanya 70 persen dari kapasitas tempat duduk.

"Lonjakan penumpang tidak signifikan. Karena 70 persen kapasitas tempat duduk yang kami sediakan sebelum larangan mudik belum terisi penuh," tutur dia.

Seperti jumlah penumpang pada 1-4 Mei 2021, terlihat seperti perjalanan April 2021. Pada 1 dan 3 Mei 2021 jumlah penumpang 1.806 dan 1.614. Sedangkan tanggal 2 dan 4 April 2021 2.183 dan 2.274 penumpang.

Jumlah itu berada di keberangkatan 4 April 2021 yang mencapai 3.288 penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com