ENDE, KOMPAS.com - Arif, bocah asal Dusun Tanakera, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, NTT, sudah tujuh tahun menderita hidrosefalus.
Menurut penuturan kakeknya, Ahmad Jane, Arif menderita hidrosefalus sejak satu bulan setelah dilahirkan.
Ironisnya, begitu sang ayah dan ibu mengetahui Arif menderita hidrosefalus, mereka justru meninggalkannya.
Mereka pergi ke luar Flores dan hingga saat ini tidak pernah memberi kabar.
Pembaca Kompas.com dapat berpartisipasi dalam meringankan beban Arif yang mengalami hidrosefalus dengan cara berdonasi, klik di sini
Kakek Ahmad, mengaku, saat kepalanya belum terlalu membesar, mereka sangat menginginkan Arif dioperasi.
Namun, biaya menjadi kendala utama. Apalagi operasi penyakit hidrosefalus harus dilakukan di kota besar.
Dia menceritakan, pada usia sepuluh bulan, Arif bersama neneknya, Hermina Te, sempat berangkat ke Jakarta untuk menjalani operasi kepala.
Mereka berangkat bersama satu yayasan yang mengaku bisa memfasilitasi operasi kepala Arif.
"Dari sini katanya semua gratis. Sampai di Jakarta, ternyata butuh biaya untuk operasi. Makanya, saya minta mereka pulang lagi ke Ende. Kita ini dapat uang dari mana. Uang hasil kerja ini hanya bisa beli kebutuhan di dalam rumah," ungkap kakek Ahmad kepada Kompas.com, Selasa siang.
"Sejak itu sampai sekarang, kepalanya Arif terus membesar. Kami sudah tidak bawa ke dokter lagi. Itu tadi, biaya dari mana," sambung dia.
Pembaca Kompas.com dapat berpartisipasi dalam meringankan beban Arif yang mengalami hidrosefalus dengan cara berdonasi, klik di sini