Dia melanjutkan, RA juga sebagai guru madrasah dan guru ngaji anak-anak di dusunnya.
Ditanya tamu yang datang ke rumah RA, Kevin mengaku kurang mengetahuinya.
Dia juga tidak mengetahui, RA pernah merantau ke luar daerah atau tidak.
"(RA) asli warga sini dan sejauh ini perilakunya tidak menunjukkan kejanggalan," jelasnya.
Pihak keluarga mengaku bingung atas penjemputan RA oleh tim Densus 88. Keluarga berharap ada penjelasan dari Densus ihwal persoalan yang menimpa RA.
"Saya kaget, enggak percaya. Ini baru dugaan atau sudah fix (terlibat terorisme). Kami keluarga bingung, berharap ada penjelasan pihak terkait. Biar kami enggak bingung, dan enggak menduga-duga," kata Zamzam, adik RA saat ditemui di kediamannya.
Keseharian RA, menurut Zamzam, antara di rumah, sawah, pasar, ngajar di madrasah dan ngajar ngaji.
Pagi hari, RA biasa mengantar ayahnya ke sawah, kemudian belanja ke pasar.
"Pulang dari pasar menjemput bapak, pulang. Setelah Duhur ngajar di madrasah, (Bada) Ashar istirahat, Magrib ngajar ngaji. Gitu aja kesehariannya," kata Zamzam.
Menurut Zamzam, pihak keluarga sama sekali tidak mencurigai RA terlibat perbuatan melawan hukum, seperti terorisme.
"Kesehariannya seperti itu. Selama ini tidak ada tamu dari luar daerah menemui kakak (RA)," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.