Sempat dihujat karena berdakwah dengan cara tak biasa
Berdakwah tak semudah seperti orang yang sedang berdemo suatu produk. Apalagi dilakukan dengan cara yang unik dan cenderung nyeleneh.
Di awal memulai berdakwah di warung kopi, Habib Muhammad Assegaf pernah dihujat karena cara dakwahnya yang tidak biasa.
Ketika berdakwah kepada sekumpulan anak muda Surabaya di mimbar warung kopi, ada beberapa orang yang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya.
Namun, hal itu justru menjadi tantangan tersendiri baginya. Karena tujuannya tak lain adalah ingin menjadikan anak-anak muda kembali mengenal Tuhan.
"Ada saja pro kontra, karena memang 'Majelis Ngaji lan Ngopi' ini tidak seperti biasanya, ada yang melihat dan berpandangan negatif. Tapi ya biasa lah dan itu tidak berpengaruh pada dakwah kita sampai saat ini," ujar Habib.
Baca juga: Jokowi Soal Pengolah Sampah Menjadi Listrik: Kota Lain Tidak Usah Ruwet-ruwet, Tiru Saja Surabaya
Topik seputar Ramadhan jadi prioritas
Habib tak hanya membahas topik-topik tentang bagaimana beribadah di bulan Ramadhan.
Sejumlah kajian tentang hal di luar Ramadhan juga disampaikan dalam tausiyahnya kepada para pemuda.
Meski demikian, topik Ramadhan menjadi hal yang harus diketahui para pemuda karena masih banyak yang menerapkan ibadah puasa dengan cara yang keliru.
Sebab, kata dia, ada banyak hal yang bisa membatalkan puasa seseorang. Namun, banyak pemuda yang belum tahu sehingga selama ini mereka tetao menjalankan ibadah puasa dengan santai.
Padahal, secara syariat puasanya telah batal ketika ada suatu hal yang bisa menggugurkan amalan puasanya.
Ia menyampaikan, ada sejumlah pengertian puasa yang bermakna ganda hingga ambigu bagi kalangan awam.
Hal itulah yang coba diluruskan Habib agar dalam penerapannya, tak sampai terjadi salah kaprah dan berkelanjutan.
"Jadi di bulan Ramadhan ini, kita bikin kajian tentang puasa, problematika tentang puasa. Puasa itu rukunnya ada berapa, syaratnya orang puasa seperti apa, yang membatalkan puasa itu seperti apa, karena selama ini masih banyak sekali teman-teman yang salah praktik puasanya, bahkan sampai batal, itu kita bahas," tutur dia.
Meski begitu, ia bisa memaklumi dan berusaha tidak menghakimi para pemuda yang menjadi jemaahnya.
Semua hal salah kaprah itu, yang bengkok-bengkok, diluruskan kembali sesuai syariat Islam.
Harapannya, hal baik yang sudah dilakukan para pemuda jadi tidak sia-sia dan bisa bernilai pahala.
Selain bisa melakukan perintah Tuhan dengan baik dan benar, para pemuda ini juga diharapkan mampu menyebarkan kebaikan serupa kepada khalayak seperti sabda Rasulullah yang diriwayatkan HR Bukhari yang berbunyi, "sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.