Alasan sasar pemuda untuk berdakwah
Habib menuturkan, alasan memilih warung kopi sebagai lokasi dakwah dan pemuda sebagai target dakwahnya karena pemuda dinilai perlu belajar dan mendalami ilmu agama.
Sebab, para orangtua dan kelompok lanjut usia (lansia) lebih banyak mengikuti kegiatan keagamaan di masjid hingga majelis taklim yang sudah terlalu formal bagi anak muda.
Ia menilai, anak muda akan sungkan mendatangi tempat-tempat formal dan cenderung malu untuk mengeluarkan kegundahan yang ada dalam hatinya.
"Lebih banyak di warung kopi kan pemudanya, kalau di majelis-majelis yang khusyuk, di masjid dan majelis taklim itu banyak orang-orang tua dan orang-orang baik, nah yang kalau di warung-warung kopi itu yang perlu kita jamah, akhirnya kita masuk di warung-warung kopi," kata Habib.
Habib menilai, anak muda saat ini cenderung kurang memiliki ketertarikan untuk mendalami ilmu agama Islam.
Bahkan, menurut dia, hal-hal dasar tentang Islam, yang seharusnya bisa dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, justru banyak yang belum dimengerti.
Untuk memudahkan para pemuda menyerap dakwah tentang syariat Islam, dalam dakwahnya Habib selalu menyelipkan musik sembari ngopi dengan para pemuda.
Dengan demikian, ia berharap para pemuda tak lagi canggung, sehingga dakwah yang ia sampaikan bisa dicerna dengan baik dan diterapkan dalam keseharian.
"Rata-rata, memang teman-teman (pemuda) nol pendidikan syariat, sehingga perlu bagi kita di materinya kita isi tentang kajian-kajian syariat. Jadi, kita sisipkan bagaimana caranya mandi besar, wudhu, dan shalat, dan lain sebagainya, kita ajarkan ke mereka. Mazhabnya kita ikut as Syafi'iyah, kalau Tasawufnya kita ikut Imam Al-Ghazali," kata dia.
Alasan lain mengapa Habib menargetkan anak muda sebagai audiens dan warung kopi untuk lokasinya karena menurutnya pemuda adalah tombak agama.
Ia meyakini bahwa agama Islam akan kuat jika pemudanya kuat.
"Ada salah seorang alim mengatakan bahwa agama Islam ini berada di bawah telapak kaki para pemuda. Kalau pemudanya ini gemar taklim dan gemar belajar ilmu, maka mereka akan praktikan ilmu itu, sehingga agamanya akan semakin kuat," ucap Habib.
Baca juga: Takbir Keliling di Surabaya Ditiadakan, Ini Aturan Saat Malam Lebaran
Banyak tawaran berdakwah dari berbagai daerah
Dengan motode dakwah yang dilakukannya itu, saat ini Habib menerima banyak tawaran untuk berdakwah di sejumlah warung kopi di berbagai daerah.
Bahkan, saking banyaknya tawaran, ia tidak bisa melayani satu per satu permintaan untuk mengisi dakwah dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya.
Tawaran berdakwah itu datang dari Kabupaten Lumajang, Blitar, Pasuruan, hingga Banyuwangi.
Sebenarnya Habib tidak ingin menolak tawaran tersebut. Hanya saja, ia ingin merampungkan kajian dan dakwahnya kepada anak-anak muda di Surabaya terlebih dulu.
Ke depan, Habib mengaku tak menutup kemungkinan akan menjalankan misi dakwahnya itu ke daerah lain yang masih berada di Provinsi Jatim.
"Majelis ini alhamdulillah sangat banyak yang minta, bahkan sampai banyak yang kita tolak, karena mengingat jadwal kita hampir sebulan itu penuh, kalau dituruti semua bisa nggak di rumah kita nanti," kata Habib.
"Karena begitu warkop-warkop melihat kegiatan seperti ini, mereka tertarik dan mengajukan, ada dari Blitar, Jombang, sampai Tengger. Jadi, kita masih belum mencakup untuk semua, tapi fokus kepada teman-teman di Surabaya," imbuh dia.
Habib merasa senang bisa berdakwah kepada jemaah yang didominasi anak muda dengan rentang usia 15 hingga 35 tahun.