Ia menuturkan, setiap kali ada kiriman barang di kliniknya, saat itu juga ada orang datang mengambil barang tersebut.
"Ada beberapa orang tiba-tiba lari menjumpai barang itu terus diambil ternyata orang lain yang pesan pakai alamat kami. Waktu itu saya tidak tahu apa isinya."
"Staf kami juga pas klinik buka ada orang datang dan alamat ditujukan salah satu dokter, tapi di sini, tidak ada satu pun nama dokter itu," ungkap dia.
Baca juga: Cerita Dokter yang Kliniknya Dijadikan Tempat COD Alat Rapid Test Antigen Ilegal
Polisi mengamankan J, pria asal Pandeglang yang mengaku sebagai anggota Polda dan mengancam menembak seorang pengendara motor di SPBU di Lebak. J adalah masyarakat sipil dan bukan polisi
Selain mengancam, pria tersebut juga sempat menganiaya korban.
J ditangkap pada Jumat (7/5/2021) setelah video CCTV yang merekam penganiayaan viral di media sosial. .
Kepada wartawan di Polres Lebak, J menyampaikan permintaan maaf kepada institusi Polri, lantaran mengaku sebagai anggota Polda Banten saat melakukan penganiayaan.
Dia juga mengatakan sudah bertemu dan bermediasi dengan korban.
"Saya mohon maaf kepada semuanya, saya khilaf," kata J ini di Polres Lebak, Jumat.
Baca juga: Sopir yang Ancam Tembak Pengendara Motor di SPBU Ternyata Bukan Polisi, Ini Faktanya
Ia mengatakan ada empat anggotanya yang dilaporkan dan diamankan oleh polisi.
"Kalau laporan itu benar, silakan laporan secara hukum, kita hormati hukum. Tapi kalau laporan itu tidak benar dan tindak pidana pemerasan itu belum dilakukan, awas kita akan tuntut balik nanti, ini negara hukum," jelasnya.
Menurut Munaji, aksi yang dilakukan anggotanya itu sebagai respons atas maraknya rentenir di Pasar Jepon.
Oleh karena itu, anggotanya turun tangan untuk menghentikan praktik lintah darat tersebut.
"Karena bagi kita itu juga termasuk kejahatan ekonomi, karena notabenenya izin enggak ada, apalagi ada Covid yang menyebabkan ekonomi melemah, jangan sampai itu dimanfaatkan oleh segelintir oknum rentenir ini," katanya.
Baca juga: Ketua Ormas yang Anggotanya Terlibat Aksi Premanisme di Blora Ancam Tuntut Balik