KOMPAS.com - Setelah tidak bekerja lagi di tempat konveksi, Dani (38), nekat mengajak istrinya, Masitoh Aninur Lubis (36) bersama dua anaknya yang masih balita mudik dari Gombong, Jawa Tengah, dengan tujuan Soreang Bandung, Jawa Barat, dengan berjalan kaki.
Mereka berangkat pada Minggu (2/5/2021) sore, dan hanya membawa bekal uang Rp 120.000.
"Sisa uang (gaji) Rp 120.000. Bekal saya cuma itu," kata Dani, Jumat siang (7/5/2021).
Bekal uang Rp 120.000 dipakai Dani untuk makan, minum dan membeli makanan anak.
Setelah enam hari perjalanan, pada Jumat, Dani bersama keluarganya sudah sampai di Ciamis, Jabar.
Selama perjalanan, Dani mengajak keluarganya beristirahat di pom bensin maupun masjid yang ditemui di perjanalannya.
Namun, kata Dani, mereka pernah berjalan hingga pukul 23.00 WIB karena belum menemukan pom bensin atau masjid.
Baca juga: Ajak Istri dan 2 Anak Balita Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung, Dani Trauma Dituduh Modus
Setelah numpang tidur di pom bensin maupun masjid, lanjutnya, mereka akan melanjutkan perjalanan setelah shalat Subuh.
"Hari mulai panas, kami mencari tempat teduh," ujarnya.
Kata Dani, perjalanan seperti ini dilakukannya juga saat mudik Lebaran tahun lalu.
"Tahun lalu juga jalan kaki," ungkapnya.
Namun, saat perjalan tahun lalu, Dani tidak berjalan sepenuhnya dari Gombong sampai Soreang.
Baca juga: Satu Keluarga Nekat Jalan Kaki Mudik dari Gombong ke Bandung, Mengaku Tak Punya Ongkos
Sebab, saat sedang jalan kaki, lanjutnya, ada anggota Satpol PP dari Sragen yang hendak menuju ke Tasikmalaya mengajaknya.
Bahkan, sambungnya, anggota Satpol PP itu memberinya uang Rp 400.000 untuknya dan diantar naik bus Budiman dengan tujuan Bandung.
Dani mengaku tidak ingin meminta bantuan dari pemerintah takut dibilang modus.
Baca juga: Mudik dari Gombong ke Bandung Jalan Kaki, Dani Bawa Istri dan 2 Balita, Berbekal Uang Rp 120.000
Bahkan, jika berpapasan dengan petugas pengamanan mudik, ia pun selalu menghindar.
"Takut dibilang modus. Saya bukannya enggak mau dibantu, namun sejak kejadian tahun lalu saya takut," ujarnya.
Namun, Selama perjalanan Gombong-Ciamis, Dani mengaku tidak mengalami hambatan maupun gangguan orang jahat. Justru, banyak dermawan yang memberikan makanan untuk ia dan anaknya.
“Tapi alhamdulillah, selama di perjalanan banyak yang bantu. Ada yang ngasih uang, ada yang ngasih makanan. Kami hanya berjalan di siang hari, kalau malam istirahat,” ujar Masitoh, istri Dani, dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: Sopir yang Mengaku Anggota Polda Banten dan Ancam Tembak Warga di SPBU Terancam 3 Bulan Penjara
Kata Masitoh, mereka punya empat orang anak. Yang sulung, Eva (16) kini nyantri di sebuah pesantren.
Sedangkan yang nomor 2, Ihsan (10) tinggal bersama neneknya di Jl Pancing Unmed Medan.
“Yang ikut jalan MP (3 tahun 8 bulan). Dan yang digendong ini HM (1 tahun 5 bulan),” ujarnya
Karena musafir melakukan pejalanan jauh, Dani sekeluarga terpaksa tidak berpuasa.
(Penulis Kontributor Pangandaran, Candra Nugraha | Editor Aprillia Ika, David Oliver Purba)/TribunJabar.id
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jadi Korban PHK, Dani dan Istrinya Jalan Kaki Gendong Dua Anak, Dari Gombong Jawa Tengah ke Bandung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.