Asriansyah mengatakan, banyak kasus TKI kabur dengan cara melompat saat mereka dibawa menggunakan truk Satpol PP atau truk Kodim 0911/Nunukan.
Tidak sedikit juga yang mencoba kabur saat berada di gedung Rusunawa yang merupakan tempat penampungan dan lokasi karantina sementara para deportan, sebelum dipulangkan ke kampung halaman.
Hal ini juga dibuktikan pada pemulangan kali ini.
Asriansyah mengatakan, mayoritas para deportan meninggalkan anak istri dan hasil kerja mereka di Malaysia.
Ini menjadi alasan mengapa mereka mencoba segala cara demi bisa kembali ke Malaysia.
"Seperti yang terjadi pada pemulangan kali ini, dari sekitar 200 TKI yang dikirim ke kampung halaman, hanya 148 orang yang sampai. Sisanya kabur entah ke mana," katanya.
Penanggung jawab gedung Rusunawa Nunukan Ragil tak membantah jika banyak deportan yang berusaha lari dari Rusunawa.
Namun dalam kasus kaburnya 2 TKI positif Covid-19 ini, Ragil menegaskan, mereka kabur saat diangkut menuju Pelabuhan Tunon Taka Nunukan untuk dipulangkan, bukan kabur dari gedung Rusunawa.
"Nama-nama TKI yang positif Covid-19 tercampur dengan nama TKI lain yang pulang kampung. Kan dipanggil namanya satu per satu kalau mau diangkut dan dibawa ke pelabuhan, saat itulah nama TKI yang positif Covid-19 ikut terpanggil. Pada hari pemulangan deportan tersebut, ada juga 1 TKI positif Covid-19 yang dikembalikan ke Rusunawa," kata Ragil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.