Ditemui di gudang bus Makmur di Jalan STM, Oscar Sitanggang tampak sibuk memperbaiki kaca spion bus yang bagian besinya berkarat.
Dia mengikat di beberapa bagian dengan kawat dan direkatkannya dengan tang. Dia mengaku sudah bekerja di bus Makmur sebagai kernet sejak 1985.
Ketika ditanya apa beda musim mudik sebelum pandemi dengan saat pandemi seperti sekarang ini. Menurutnya, perbedaan itu sangat terasa.
"Sakitlah. Beda kali (dengan sebelum pandemi). Harapannya ada dikasih bantuanlah. Tahun lalu ada dari perusahaan. Sembako dan uang setiap hari Rp 100.000," tuturnya.
Sementara itu, Berlin Gultom pada hari ini akan menjalankan bus terakhir sebelum menjadi 'penganggur' selama dua minggu. Biasanya, dia membwa bus hampir setiap hari ke Pekanbaru.
"Iya ini mau ke Pekanbaru. Hari terakhir bekerja karena dari tanggal 6 sampai 17 Mei tak boleh operasional. Jadi setelah tanggal 6 kita nganggur lagi," katanya.
Baca juga: Ratusan Pemudik Tujuan Sumbar, Madina dan Tapsel Memadati Pul Bus ALS di Medan
Ia mengatakan, larangan operasional selama larangan mudik ini sangat memberatkan semua yang bekerja di sektor transportasi mulai dari kernet, sopir, sampai pengusaha.
Pandemi tahun lalu, bus tak beroperasi selama 3 bulan, dimulai sebelum memasuki bulan puasa.
"Sekarang ini, 2 minggu sebelum Lebaran diberhentikan. Jadi sangat kecewa. Ibarat padi, ini panen. Ada rezeki lebih dari hari biasanya. Dulu banyak cara kami lakukan, jual barang, utang, dan belum terbayar utang itu, belum lunas, udah harus berutang lagi. Tak tahulah ekonomi hari esok," katanya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan larangan mudik Lebaran 2021 mulai 6 - 17 Mei 2021.
Warga dilarang mudik atau bepergian ke luar kota pada periode tersebut guna meminimalisasi penularan Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.