Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pertobatan WNI Eks Jihadis di Suriah, Syahrul: Orangtua Terpukul Saat Tahu Saya Bohong (3)

Kompas.com - 05/05/2021, 06:19 WIB
Rachmawati

Editor

Pada momen itulah, dia merasa sangat berdosa. "Andaikata saya mati di Suriah, dan orangtua tidak merestui, itu sangat berdosa," tambahnya.

Itulah sebabnya, masih dalam tahun yang sama, Syahrul akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan berhasil.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris di Poso

Tiga tahun kemudian, yaitu pada 2017, Syahrul ditangkap oleh Densus 88 atas keterlibatannya bersama ISIS di Suriah. Dia divonis tiga tahun penjara dan dibebaskan pada 2019 setelah mendapat remisi.

Dalam wawancara, kehadiran ayah dan ibunya disebutnya sebagai faktor paling penting yang membuatnya menyadari kesalahannya bergabung dengan ISIS di Suriah.

"Keajaiban itu saya kira dari doa orangtua yang senantiasa mendoakan saya," katanya. Dia meyakini bahwa doa orangtualah yang membuatnya berhasil kembali ke Indonesia.

Dua tahun setelah menghirup udara bebas, Syahrul belum menceritakan masa lalunya itu kepada tiga anaknya yang masih kecil. Kelak saat mereka sudah dewasa, Syahrul akan mengungkapkannya — tanpa menutup-nutupinya.

Baca juga: Densus 88 Sudah Tangkap 53 Orang yang Diduga Terkait Bom Gereja Katedral Makassar

"Paling tidak setiap orang pernah melakukan kesalahan, barangkali abi (ayah) dulu pernah salah dengan berangkat ke sana [Suriah], dan abi sudah berusaha memperbaiki diri, dan bahkan mendidik anak-anak untuk hati-hati melangkah, supaya tidak seperti abi," kata Syahrul.

Saat ditemui BBC News Indonesia, Syahrul sedang menjalankan bisnisnya, yaitu menjual permen buah dan mendistribusikan lembar kerja siswa (LKS).

"Saya anggap itu dakwah saya. Bentuk koneksi jihad saya sudah berubah. Itu cocok buat di Indonesia yang merupakan negara damai," ungkapnya.

Dari sisi pemahaman keislaman, Syahrul mengaku memperluas 'pergaulannya' dengan para ulama yang selama ini 'di luar' pemahamannya dulu tentang Islam.

Baca juga: Densus 88 Kembali Tangkap 7 Terduga Teroris di Makassar

"Yaitu ulama yang memiliki wawasan lebih longgar, luas, dan luwes, karena Islam ternyata mengajarkan seperti itu," katanya.

Ketika BBC Indonesia bertanya apakah dirinya mengalami stigma dari masyarakat terkait status eks napi teroris yang dilekatkan kepadanya, Syahrul tidak terlalu memusingkannya.

Dia ingin menunjukkan kepada siapa pun bahwa dirinya adalah "orang baik" dengan membuktikan dengan dakwahnya sekarang yang disebutnya lebih humanis.

"Itu semua akan menjawab dari sebuah stigma, dan itu akan hilang dengan sendirinya, yaitu dengan kita tunjukkan dengan amal nyata yang lebih baik," ujar Syahrul.

Baca juga: Setelah Bom Gereja Katedral Makassar, Densus 88 Sudah Tangkap 36 Terduga Teroris di Sulsel

Saat ini Syahrul sedang menyelesaikan sebuah buku yang isinya tentang pengalamannya selama ini yang diharapkannya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Dia juga rajin membagikan pengalamannya di berbagai kampus dan sekolah.

"Saya tidak ingin generasi setelah saya itu akan lahir 'Syahrul-Syahrul yang salah' seperti saya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com