Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamis, Jokowi Resmikan Pengolah Sampah Menjadi Listrik Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 05/05/2021, 03:24 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (6/5/2021).

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, mulai mematangkan persiapan untuk penyambutan Presiden Jokowi sesuai protokol kesehatan (prokes).

Selain dihadiri Presiden Jokowi, peresmian itu rencananya juga bakal dihadiri beberapa menteri.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, pihaknya telah menyiapkan segala keperluan sebelum hari H peresmian.

Persiapan ini tentunya telah disesuaikan dengan protokol kesehatan.

Baca juga: Sambil Tertunduk, Pria yang Mengumpat Pengunjung Mal Bermasker di Surabaya Minta Maaf

"Pak Presiden juga ingin melihat secara langsung, jadi mulai dari marketnya. Kemudian ada penjelasan singkat terkait pengolahan sampah menjadi listrik ini, mungkin sebelum masuk ke area tenda atau tempat acara," kata Anna, saat dikonfirmasi, Selasa (4/5/2021).

Setelah mendapat penjelasan singkat terkait PSEL Benowo, pihaknya kemudian mengajak Presiden menuju lantai 3 dan lantai 6.

Di lantai 3 sendiri, Presiden dapat melihat langsung bagaimana proses mesin bekerja mengolah sampah menjadi listrik.

"Jadi, proses mesinnya itu bagaimana, berapa jumlah tonasenya, berapa jumlah listrik yang dihasilkan. Jadi, bisa kelihatan di dalam layar," ujar Anna.

Bahkan, kata Anna, di lantai 3 juga dapat melihat langsung suasana di luar area PSEL.

Seperti, bagaimana dump truk bekerja mengangkut hingga menurunkan sampah ke waste pit, sebelum dimasukkan ke dalam mesin turbin untuk proses menghasilkan listrik.

"Nah, bagaimana caranya kita bisa melihat listrik itu. Jadi memang, di situ kan ada cerobong, kalau cerobongnya sudah berwarna putih itu berarti pembakarannya sempurna, dan itu menggunakan teknologi yang ramah lingkungan," tutur Anna.

Ia menuturkan, pembangunan PSEL Benowo ini dimulai sejak tahun 2012 menggandeng PT Sumber Organik (SO).

Saat itu, proses mengolah sampah menjadi listrik masih menggunakan metode landfill gas power plant.

"Dengan metode ini, PSEL mampu menghasilkan energi listrik 2 megawatt dari 600 ton sampah per hari," ujar dia.

 

Seiring berjalannya waktu, kemudian di tahun 2015, pemkot yang bekerja sama dengan PT Sumber Organik mulai menggunakan metode Gasification Power Plant untuk mengolah sampah menjadi listrik.

Target awalnya, kata Anna, di tahun 2020 melalui metode ini sudah dapat mengolah sampah menjadi listrik.

Namun, karena adanya pandemi Covid-19, sehingga proses komisioning atau pengujian oleh tim ahli dari luar negeri mundur dilakukan.

"Sebetulnya targetnya tahun 2020, tapi karena kondisi Covid-19 sehingga untuk komisioning dengan mendatangkan tim ahli dari luar negeri ke Indonesia jadi mundur. Alhamdulillah tanggal 10 Maret 2021 kemarin sudah proses. Jadi, sudah bisa menghasilkan listrik 9 Megawatt dari setiap 1.000 ton sampah per hari," kata dia.

Ia menyebut, listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah ini kemudian menjadi kewenangan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sebab, PT Sumber Organik yang bekerja sama dengan PLN terkait listrik yang dihasilkan tersebut.

Baca juga: Aksi Putu Aribawa Mengumpat Pengunjung Mal Bermasker Dinilai Pelanggaran Berat Prokes

Adapun pemkot bekerja sama dengan PT Sumber Organik dengan konsep 'bangun guna serah' (built operate and transfer) selama 20 tahun.

"Jadi, nanti tahun ke 20 atau di tahun 2032, semua (alat) ini menjadi milik pemkot dengan kondisi 85 persen. Artinya, mesinnya, semua peralatan pengolahan sampah ini dalam kondisi baik dan menghasilkan listrik dalam kondisi baik," kata dia.

Secara sederhana, Anna menuturkan bagaimana metode gasification power plant ini mampu mengolah sampah menjadi listrik.

Pertama, sampah yang telah ditimbang akan dimasukkan waste pit atau proses pemilahan.

Kemudian, sampah itu diayak menggunakan crane seperti capit dan dimasukkan ke dalam boiler.

Menurut Anna, di dalam boiler itulah proses pembakaran dilakukan. Metode ini pun dinikai lebih cepat dibanding menggunakan metode sebelumnya, yakni landfill gas power plant.

"Jadi, melalui gasification ini per hari minimal 1.000 ton sampah yang diolah menjadi listrik. Dan mesin ini bekerja selama 24 jam tidak berhenti. Tapi, memang dalam 1 tahun itu ada beberapa hari masa pemeliharaan, jadi saat itu mesin berhenti tidak beroperasi sama sekali, supaya tidak rusak," kata Anna.

Saat ini, Anna menyebut, sampah yang dihasilkan Kota Surabaya mencapai sekitar 1.500 ton per hari.

Sedangkan jenis sampah yang diolah di TPS Benowo adalah sampah domestik atau rumah tangga.

Sementara untuk jenis sampah seperti limbah mebel, diolah kembali di lokasi lain, seperti di galeri milik pemkot.

Baca juga: Fakta Penumpang Wings Air Bercanda Bawa Bom di Koper, Buntutnya Berurusan dengan Polisi

"Jadi tidak semua jenis sampah masuk ke sini. Sebelum sampah masuk ke TPA Benowo itu kami pilah-pilah dulu di TPS (tempat pembuangan sampah). Ada sebanyak 190 TPS di Surabaya," kata dia.

Anna menambahkan, PSEL Benowo ini bakal menjadi pilot project proyek strategis nasional.

Sebab, di Indonesia baru pertama kali instalasi pengolahan sampah terbesar menjadi listrik dilakukan.

"Jadi, ini Insya Allah bakal menjadi pilot project nasional," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com