Sementara CEO PT Kakean Primanda Indonesia Achmad Nur Hasyim Hamada mengatakan, jauh sebelum sarung Wedani dapat menembus pasaran ekspor, kain tenun songket asal Gresik sudah lebih dulu dikenal oleh dunia.
Dia pun berharap, kain tenun songket kembali dikaryakan lantaran hasilnya dinilai lebih menguntungkan secara sisi ekonomis.
"Hasil tenun songket Gresik kami temukan pada museum di Belanda, dan tertulis pada sejarah tenun dan tekstil. Tapi sejak seratus tahun terakhir, songket Gresik sudah tidak ada lagi. Kami berharap, para pengrajin tenun di Gresik untuk mengkaryakan kembali agar tenun songket Gresik bisa berjaya lagi," ucap Achmad Nur Hasyim.
Baca juga: Detik-detik Aipda Jhonatan Diserang 2 Pemuda di Papua, Selamat dari Tusukan Sajam karena Pakai Rompi
Agenda ekspor sarung ini mendapat sambutan positif dari Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah.
Dalam agenda ini, Bu Min, sapaan Aminatun Habibah berharap ekspor sarung Wedani dapat berkelanjutan.
“Semoga dengan ekspor sarung Wedani kali ini dapat membuka kran ekspor semakin besar, dan pada akhirnya dapat menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat," tutur Bu Min.
Bu Min juga ingin produsen sarung Wedani dapat melakukan sejumlah terobosan baru, sehingga barang yang dihasilkan dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Terlebih Bu Min mengaku, ekonomi masyarakat yang sempat terpuruk imbas pandemi Covid-19, diharapkan dapat kembali bangkit melalui berbagai sektor termasuk UMKM.
"Kami tahu, kualitas sarung produksi masyarakat Wedani ini sangat berkualitas bagus. Saya sudah melihat proses pembuatannya, hasilnya sungguh sangat luar biasa," kata Bu Min.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.